Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

arkeoiogis) jems khusus, untuk m em aham i pem yataan tersebut krta
harus melihat bagaimana ke-nasional-an dapat muncul secara historis.
dimulai pada akhir abad ke-18 naionalisme muncul sebagai hasil
'persilangan' berbagai kekuatan histons sehingga menjadi modular* lalu
ditanamkan dengan berbagai derajat kesadaran din dan dileburkan
dengan serangkaian tata politis dan ideologis yang luas pula.
Nasionalisme yang merupakan artefak-artefak budaya telah
membangkitan rasa ketenkatan yang begiru mendalam. Dalam proses
pendefmisian nasionalisme, para teontisi nasionalisme sendiri
mengalami kebingungan disebabkan tiga hal, yaitu :

a Modemitas objektif bangsa-bangsa di mata para sejarahwan versus
     kepurbaan subjektifnya dimata para nasionalis.

b Universalitas formal kebangsaan sebagai suatu konsep sosio-
     kultural versus kekhususan pengejawantahan konkretnya yang tak
     terelakan

c Daya politis nasionalisme versus kemelaralan filosofisnya

        Anderson mengemukakan masalah naionalisme akan lebih roudah
bila orang memperlakukan nasionalime seolah-olah 1a berbagi ruangan
dengan kekerabatan dan agama, bukannya dengan liberalisme atau
fasisme Dengan gaya berpikir Antropologisnya Anderson
mendetmisikan nasional atau bangsa sebagai komumtas politis dan
dibayangkan sebagai sesuatu yang bersifat terbatas secara inheren
sekaligus berkedaulatan Bangsa adalah sesuatu yang terbayang
karena para anggota bangsa terkecll sekali pun tidak dapat kenal
dengan sebagaian besar anggota lain, namun dalam pikiran setiap
orang yang menjadi anggota bangsa itu hidup sebuah bayangan
tentang kebersamaan mereka

        Ernest Gellner menetapkan nasionalisme bukanlah bangkitnya
kesadaran diri suatu bangsa, nasionalisme ‘membikin-bikin’ bangsa-
bangsa dimana mereka tidak ada Kalimat membikin-bikin
mengisyaratkan seolah-olah komunitas-komunitas 'sejatr itu ada namun
sifatnya jauh dari komumtas kebangsaan, namun pada realitanya,

                                                    20
   1   2   3   4   5   6   7   8   9