Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
27
"AS tahu bahwa sava telah menveranq mereka. denqan karunia
Allah, selama lebih dari 10 tahun dan sekaranq. AS menuduh bahwa sava
bertanqqunq iawab atas oembunuhan tentaranva di Somalia . Allah
menqetahui bahwa kami banqqa atas oembunuhan terhadap tentara
Amerika. Hal ini dicapai oleh kasih karunia Allah dan upaya mujahidin
saudara-saudara di Somalia dan mujahidin Arab lainnya yang telah
berperang di Afghanistan sebelumnya. Amerika telah berusaha
memperketat blokade ekonomi terhadap kami dan menangkap saya. la
telah gagal. Blokade ini tidak menyakiti k ita ."
"[Mengenai efek pesan saya] Angin perubahan telah ditiup untuk
mengangkat ketidakadilan didunia dikarenakan ulah Amerika dan para
pendukungnya serta orang-orang Yahudi yang berkolaborasi dengan
mereka. Lihatlah apa yang terjadi di Indonesia, di mana Suharto, yang
memerintah selama 30 tahun, digulingkan. Waktunva akan datang bahkan
lebih awal, ketika lalim pidana vanq mengkhianati Allah dan Rasul-Nva, dan
mengkhianati kepercavaan mereka dan banqsa mereka. akan menahadapi
nasib vanq sam a."
Dalam sebuah wawancara dengan Hamid Mir40,* seorang wartawan
Pakistan, Osama bin Laden ditanya bagaimana ia membenarkan
pembunuhan manusia tak berdosa di serangan 11 September berdasarkan
ajaran Islam. Dari jawaban panjang lebar itu kami dapat mengidentifikasi
beberapa prinsip poinnya dalam argument yang bersifat yurisprudensi. Ini,
kata-katanya sendiri, sebagai berikut:
"Ini adalah poin utama dalam yurisprudensi. Dalam pandangan saya,
jika musuh menempati wilayah Muslim dan menggunakan orang-orang
biasa seperti perisai manusia (Human Shield), maka diperbolehkan untuk
menyerang musuh itu. Misalnya, jika penjahat menerobos ke rumah dan
memegang sandera seorang anak, maka ayah anak itu dapat menyerang
para penjahat dan bahkan serangan tersebut dapat menyebabkan anak
terluka”. Amerika dan sekutunva membantai kita di Palestina, Chechnya,
Kashmir dan Irak. Kaum Muslim memiliki hak untuk menveranq Amerika
40 Bin Laden, “Osama claims he has nukes”, wawancara oleh Hamid Mir, TH E DA W N ,
Pakistan (November 10, 2001).