Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

57

           Kegagalan untuk Membangun Pengetahuan sebagai kekuatan.
Inti dari Revolusi Industri terletak cara membangun fakta yang didasari
pada pengetahuan sebagai kekuatan. Kekayaan dan kekuasaan dapat
dibuat dan dicapai melalui penerapan pengetahuan. Sementara sumber
daya alam seperti pertanian dan mineral dari suatu negara mungkin
terbatas, namun tidak ada batasan untuk energi kreatif masyarakat
sehingga menyebabkan tidak terbatasnya kekayaan kekuaasan yang dapat
dihasilkan. Hal ini merupakan lompatan kuantum oleh negara-negara Eropa
dan yang mebedakan dari rekan-rekan mereka diabad pertengahan
(Utsmani, Mughal dan lainnya), sehingga menyebabkan timbulnya
supremasi yang lebih besar terhadap negara-negara non Eropa termasuk
negara Islam

          Kurangnya kemauan untuk lompatan kuantum. Sebagian besar
negara Muslim masih enggan untuk melakukan lompatan kuantum yang
bersifat terobosan dalam membuka, dan mengejar pencapaian dalam
kekuasaan di bidang ekonomi dan politik. Hal Ini masih tetap menjadi
kelemahan kritis, dalam mosaik kelembagaan serta tata kelola ekonomi
dan politik di sebagian umat. Sebagai contoh yang terjadi dengan Ottoman
Empire dan Mughal India yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar di
dunia pada abad akhir abad kedelapanbelas selagi Revolusi Industri
berlangsung di Eropa. Kekaisaran yang memerintah dengan populasi
besar, saluran irigasi yang besar di wilayah dan tanah yang subur. Namun
tak satu pun dari kejayaan ini bisa menyelamatkan mereka dari serangan
Revolusi Industri termasuk ke negara-negara kecil Eropa

          Kurangnya Memahami m atriks Ekonomi. GDP dunia terus
meningkat dan bertumbuh, diawali pada hari-hari revolusi pra-industri, dan
sekarang GDP meningkat dua kali lipat dalam 100 tahun selama era 1800,
dan empat kalr lipat selama 1900. Benua Asia, yang di era pra-industri
menghasilkan lebih dari 50 persen dari GDP dunia, mulai menyusut
menjadi hanya 20 persen pada era industri. Sementara banyak juga negara
Asia sekarang telah berhasil memasuki usia industrialisasi, namun banyak
umat masih menyajikan gambaran zaman kuno. Dengan desain atau oleh *
ketidaktahuan akan industrialisasi dan telah pula disalahartikan dan
   10   11   12   13   14   15   16   17