Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2
- 32-
sebesar 1,56 kuintal/hektar (3,13 persen). Sedangkan kenaikan
produksi jagung terjadi karena peningkatan luas panen seluas
95,22 ribu hektar (2,46 persen) dan kenaikan produktivitas
sebesar 3,28 kuintal/hektar (7,19 persen). Kenaikan produksi
kedelai terjadi karena peningkatan produktivitas sebesar 1,32
kuintal/hektar meskipun luas panen mengalami penurunan
seluas 54,38 ribu hektar atau 8,74 persen6*2. Belum maksimalnya
peningkatan produktivitas padi disebabkan petani hanya
menerapkan 2-4 komponen teknologi PTT. Padahal komponen
teknologi yang dianjurkan berjumlah 5 komponen teknologi wajib
dan 7 komponen teknologi pilihan. Hal ini disebabkan kurang
lengkapnya informasi yang diterima dan difahami petani yang
diperoleh dari penyuluh pertanian (Suswono, 2012). Kurang
berhasilnya PTT padi, jagung dan kedelai meningkatkan
produktivitas disebabkan petani tidak secara optimal
menggunakan beberapa komponen teknologi yang dianjurkan.
Petani hanya memanfaatkan dua atau tiga komponen teknologi
karena keterbatasan sumberdaya dan kurangnya bimbingan dari
penyuluh pertanian, sehingga produktivitas beberapa komoditas
belum maksimal.
2) Produksi tebu untuk swasembada kurang menggembirakan
karena tidak adanya perluasan areal tanam tebu, rendahnya
produktivitas tebu rakyat dan upaya revitalisasi pabrik gula yang
belum terwujud. Sedangkan produksi komoditas perkebunan
lainnya tahun 2012 adalah sebagai berikut: produksi karet
sebesar 109%, kelapa sawit 83%, kelapa 94%, kopi 89%, kakao
55%, lada 96% dan teh 83%. Penurunan produksi ini
dipengaruhi oleh krisis ekonomi negara-negara importir.
Sedangkan untuk kakao terjadi penurunan akibat rehabilitasi
kebun kakao pada program Gernas Kakao dan diharapkan akan
ada peningkatan signifikan pada tahun 2013 dan 2014.
• http://www.suswono.net/berita-a-liputan/berita-terkini/256-dedi-junaedi.html (diakses tanggal 2 Mei 2013, jam
20.15)