Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17

43

b. Aspek Demografi. Indonesia     digadang-gadang

menikmati bonus demografi hingga tahun 2050. Puncaknya, berkisar

pada tahun 2020-2030. Saat itu, beban tanggungan penduduk usia

produktif sangat kecil. Setiap 100 penduduk usia produktif, hanya

menanggung 40 orang berusia nonproduktif. Demografi penduduk

Indonesia, sekitar 60 persen dari 242 juta jiwa adalah berusia

produktif, berkisar 15-60 tahun. Sisanya penduduk usia nonproduktif,

di bawah 15 tahun dan di atas 60 tahun. Artinya, di tengah

buramnya gambaran kehidupan berbangsa saat ini, Indonesia

memiliki harapan meraih kejayaan sebagai sebuah bangsa yang

adil, makmur, dan sejahtera.

         Bagi Indonesia, masa itu hanya sekitar delapan hingga 18
tahun lagi dan bonus demografi tersebut hanyalah sebuah potensi.
Dimana jika tidak disikapi dengan tepat dan cepat, maka akan
berlalu begitu saja. Untuk mendapatkan bonus tersebut, banyak hal
yang harus dipersiapkan. Salah satunya peningkatan lapangan
pekerjaan dan kualitas SDM tenaga kerja, sehingga untuk
merealisasikannya dibutuhkan peran kepemimpinan nasional melalui
kebijakan kepemerintahannya yang mengacu kepada kondisi
tenaga kerja dan ekonomi Indonesia. Faktanya, pendapatan per
kapita penduduk Indonesia saat ini hanya Rp 37 juta per tahun22.

c. Aspek Sumber Kekayaan Alam. Indonesia merupakan
43actor dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah
Brazil23. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman
sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan berdasarkan
Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan
ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Kekayaan alam di

22 Hatta Rajasa, Dalam kata sambutan 'Pembukaan Kompetisi Ekonomi" di kantor Kemenko. 18
Feb 2013.
23 Hitipeuw J. Indonesia, The World's Second Mega Biodiversity Country. Dikutip dari Kompas, 16

Mei 2011.
   12   13   14   15   16   17   18