Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI

39

dalam menentukan arah dan kebijakan dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional masing-masing negara.

Dikaitkan dengan peran kepemimpinan nasional, perubahan
lingkungan global ini sangat mempengaruhi daya teropong dan akurasi
kebijakan yang diambil. Kualitas kepemimpinan nasional mendapat ujian
dalam skala yang jauh lebih intens, ketika tingkat kompetisi kian meningkat.
Arus informasi, arus barang, arus orang termasuk didalamnya arus budaya
membuat interaksi dan peluang konflik kian meningkat. Kepemimpinan
nasional akan membuat masyarakat mendapatkan arahan dan motivasi
yang benar serta strategis untuk menghadapi globalisasi. Peran pemimpin
diharapkan mampu melihat kepada substansi globalisasi yang terkait
dengan keterampilan memadukan antara persaingan dan kerjasama,
antara daya saing dan national interest, antara kecepatan dan kekuatan
fondasi. Tanpa peran kepemimpinan yang kuat, sebuah bangsa akan
nudah terombang ambing oleh arus globalisasi ini. Dalam kaitan inilah,
dibutuhkan optimalisasi peran kepemimpinan nasional guna meningkatkan
daya saing bangsa melalui peningkatan kualitas SDM yang siap
mengarungi era globalisasi dengan fondasi yang kuat, inovatif, kreatif dan
bermartabat dalam rangka pembangunan nasionalnya.

17. Perkembangan Regional.
Pada awalnya kepemimpinan regional di kawasan Asia mengikuti

porsi penguasaan asset ekonomi yang terkonsentrasi pada Amerika, Eropa
dan Jepang. Satu dasawarsa terakhir peran Cina di kawasan Asia kian
menguat. Tak hanya itu, dengan cadangan devisa US$ 2.000 milyar, Cina
memiliki derajat kebebasan menentukan kebijakan perekonomiannya
secara mandiri. Cadangan devisi Cina jauh melampaui Jepang yang $
955,07 miliar, Rusia dengan $ 542,09 miliar, atau Taiwan $ 278,15 miliar,
dan India $ 237,52 miliar20. Tak hanya secara ekonomi, Cina juga
menyimpan kekuatan militer yang cukup besar: tentara aktif berjumlah

20 http://w eb.bisnls.com /edisi-cetak/edisi-harian/ekonom i-global/lid90470.htm l40