Page 19 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 19

3

 masa silam, sering mengucapkan “sivis pacem para bellum” alias “jika siap
 damai, maka bersiap jugalah untuk berperang”. Ungkapan ini bermakna
 harfiah, dan dibaliknya terdapat makna atau pesan lain yang lebih dalam.
 Salah satunya adalah bahwa perdamaian bukan sesuatu yang datang dan
 langit, bukan juga anugerah atau pemberian (given), melainkan harus
dipersiapkan, diciptakan, ditegakkan, dibina dan dipelihara6, artinya bahwa
 berbagai konflik sosial yang semakin meningkat mewarnai NKRI saat ini
perlu direspon dan disikapi secara bijak oleh seluruh penyelenggara
Negara termasuk diantaranya keberadaan pemimpin informal yang ada
di berbagai daerah untuk mampu memberikan kontribusi terbaik bagi
kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai
bersama.

          Potret bangsa Indonesia saat ini yang diwarnai dengan maraknya
berbagai konflik sosial di tengah masyarakat, tentunya bukan semata
hanya diatasi oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik
Indonesia (POLRI) dan pemerintah daerah (Pemda), swasta dan instansi
lainnya yang ada di daerah, namun saatnya untuk tidak saling
menyalahkan dan siapa yang paling bertanggung jawab, akan tetapi perlu
meletakkan problematika bangsa saat ini menjadi masalah bersama dan
dijadikan agenda mendesak bangsa untuk selamatkan Indonesia7 terkait
dengan semakin maraknya konflik sosial di daerah saat ini. Fenomena
tersebut harus direspon dan disikapi secara arif dan bijaksana, untuk
melakukan critical review berbagai hal sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi (Tupoksi) masing-masing dalam penyelenggaraan Negara.
Hal sensitif yang menjadi faktor berpengaruh dan penting adalah belum
tersentuh secara optimal keberadaan dan peran pemimpin informal, yang
saat ini belum diberdayakan dalam penanganan konflik sosial di daerah.
Tentunya faktor ini menjadi semakin lemah keberadaannya, disatu sisi

8 Yusron Ihza, Tragedi dan Strategi Pertahanan Nasional. La Tofi Enterprise Jakarta,
2009, him 10.
7 Mohammad Amien Rais "Agenda Mendesak Bangsa Selamatkan Indonesia" PPSK Press
Yogyakarta, 2008.
   14   15   16   17   18   19   20   21