Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

antisipatif dan proaktif. Sehingga kepemimpinan tingkat Nasional Indonesia
berdasarkan IKNI harus mempunyai 4 (empat) kategori moral (empat cita
susila) yakni:

 a) Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat individual atau sipil
  b) Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat sosial kemasyarakatan
 c) Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat institusional atau kelembagaan.
 d) Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat global.

Disamping itu tipikal pemimpin tingkat nasional Indonesia harus mempunyai
sifat: Nasionalis, visioner, dan Negarawan.

         Berbagai pemikiran di era Reformasi menilai bahwa salah satu kunci
sukses seorang Pemimpin tingkat Nasional adalah yang mempunyai wawasan
global, berjiwa nasional dan bersikap lokal. Oleh karena itu perlu pemahaman
yang mendalam dalam menerapkan nilai-nilai kearifan lokal. yakni adalah
perilaku kepemimpinan yang mampu mengedepankan kepentingan-
kepentingan nasional tanpa mengabaikan masalah-masalah lokal (budaya).
Baik untuk kepemimpinan formal, nonformal, maupun informal harus
terintegrasi menjadi satu dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika yang berbasis
nilai-nilai luhur bangsa sehingga, semua suku dan budaya yang ada di NKRI
berintegrasi ke dalam budaya nasional yang tercermin pada nilai-nilai luhur 4
(empat) konsensus dasar Nasional.

         Memang benar pengaruh globalisasi tidak bisa kita hindari, namun
sebagai generasi muda kita dituntut agar pandai memilih dan memilah serta
mencerna budaya asing yang masuk, mana yang baik dan mana yang tidak
baik untuk diterima. Di era globalisasi saat ini ada kecenderungan bahwa
masyarakat lebih menghargai budaya asing dibandingkan budaya “pituin”
(asli) kita sendiri, sehingga sedikit demi sedikit budaya asli mulai terkikis
drastis dengan masuknya budaya asing tanpa mampu terbendung lagi. Maka
dari itu satu-satunya cara kita harus mampu memegang teguh dan
melestarikan budaya sendiri yang merupakan ‘unsur asli pituin dari dalam’
yang berasal dari peninggalan “karuhun” (leluhur) kita. Untuk itu, sungguh
arif andaikan kita mau bercermin dan mencerna kearifan lokal yang

                                                         4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9