Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17
43
menyertakan launcher untuk rudal AIM-120 C ini. Tidak hanya hibah F-16 saja,
Amerika juga memberikan bantuan radar maritime untuk memantau Selat Malaka
untuk Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Amerika memberikan 12 unit radar
maritime untuk Indonesia. Menurut Amerika dan pemerintah Indonesia, radar ini
tidak dimaksudkan untuk memata-matai Indonesia. Terkait Radar maritime ini,
Tiongkok tidak mau ketinggalan memberikan pengaruh dengan menawarkan
bantuan paket radar maritime kepada Indonesia. Tak tanggung-tanggung nilai
bantuan ini mencapai Rp 1,5 Triliun sebuah nilai yang cukup fantastis. Terlihat
dengan jelas sekali kedua negara ini mencoba berebut pengaruh di Indonesia.
Tiongkok juga tidak mau ketinggalan dengan Amerika dalam berebut pengaruh di
Indonesia dengan memberikan bantuan lain yang memang benar-benar di
butuhkan Indonesia berupa Transfer o f Technology untuk rudal anti kapal C-705
dari Tiongkok, dimana Indonesia sedang giat mengembangkan roket dengan
harapan suatu hari nanti Indonesia bisa memproduksi Rudal sendiri. Kendala yang
saat ini dialami Indonesia dalam mengembangkan Rudal adalah masalah
pemandu dalam rudal. Teknologi ini belum dikuasai oleh Indonesia. Dengan
adanya ToT rudal C-705 dari Tiongkok ini, maka Indonesia bisa belajar banyak
bagaimana membuat pemandu rudal dan juga masalah detail lainnya, sehingga
suatu saat Indonesia bisa mengembangkan rudal sendiri. ToT Rudal akan sangat
berarti kepada Indonesia, karena jika Indonesia berhasil dalam ToT ini dan punya
kapabilitas untuk membuat rudal sendiri, maka secara otomatis akan menaikkan
daya gentar militer Indonesia. Jika roket buatan LAPAN saja sudah memberikan
efek gentar bagi tetangga, maka Rudal tentunya akan memberikan efek gentar
yang jauh lebih besar. Indonesia memang bukan sekutu dekat Tiongkok, namun
tujuan dari Tiongkok adalah untuk mengimbangi pengaruh Amerika di Indonesia,
sekaligus memastikan Indonesia tetap pada posisi netral (tidak menentang
Tiongkok) dalam perselisihan Laut Tiongkok Selatan. Indonesia yang memang
dari awal berada di posisi yang cukup netral tentunya tidak akan terlalu keberatan
menerima Tawaran ToT C-705 ini. Bahkan Indonesia sangat senang sekali
menyambut tawaran ini. Hal ini karena Indonesia memiliki kepentingan nasional
sendiri di balik ToT C-705 ini. Selama kerja sama dengan Tiongkok ini

