Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
41
hati sanubari setiap warga negara Indonesia sebagai modal dasar dalam
memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI.
c. Pertahanan dan Keamanan. Indonesia masih rawan terhadap konflik vertikal.
Gerakan separatis masih menjadi isu keamanan dalam negeri yang mengancam
keutuhan wilayah NKRI dan mengancam wibawa pemerintah serta keselamatan
masyarakat. Gerakan separatis di Indonesia dilakukan dalam bentuk gerakan
separatis politik dan gerakan separatis bersenjata. Gerakan separatisme politik di
luar negeri dilakukan dalam bentuk mendirikan perwakilan-perwakilan seperti di
AS, Inggris, Australia, Belanda dan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan
dalam rangka mencari dukungan dari dunia internasional. Gerakan separatisme
bersenjata walaupun masih dalam skala kecil namun sering menyebabkan
terjadinya gangguan keamanan. Masih terdapat potensi gerakan separatis di
beberapa wilayah Indonesia. Gerakan separatis yang dilakukan oleh kelompok-
kelompok yang berkeinginan untuk memisahkan diri dari NKRI dengan
mengeksploitasi kelemahan penyelenggaraan fungsi pemerintahan. Beberapa
daerah di Indonesia yang pernah dilanda aksi separatisme masih memiliki residu
yang berpotensi memunculkan kembali ide separatisme. Oleh karena itu,
separatisme menjadi ancaman langsung terhadap keutuhan wilayah NKRI.
Gerakan separatisme akan menimbulkan gangguan keamanan di dalam negeri,
tidak saja mengancam keamanan dan keselamatan negara tetapi juga terhadap
keselamatan umum masyarakat. Indonesia masih rawan terhadap konflik
horizontal. Konflik horizontal yang dipicu oleh karena ciri multikulturalitas
masyarakat, keragaman suku bangsa, agama, etnis, golongan dan kondisi sosial
masih akan mewarnai konflik-konflik yang terjadi di Indonesia. Di Indonesia masih
terdapat sejumlah daerah tertinggal dan sebagian besar diantaranya dikatagorikan
daerah rawan konflik. Konflik horizontal juga sering dipicu oleh adanya ekses dari
pembangunan, seperti sengketa lahan, penggusuran, tuntutan kenaikan upah
kerja, dan ketidakpuasan masyarakat atas kebijakan publik yang dikeluarkan
pemerintah. Konflik juga berpotensi ditimbulkan oleh ekses kegiatan berdemokrasi

