Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
45
melalui penetapan kebijakan pembangunan yang dewasa ini lebih
memperhatikan konstelasi geografis melalui pembangunan berdimensi
kewilayahan sebagaimana dituangkan dalam RPJMN 2010-2014
dapat menjadi pendukung bagi pengelolaan komoditi unggulan bidang
pertanian khususnya sektor perkebunan kopi. Hal tersebut ditambah
dengan diterbitkannya PP Nomor 31 Tahun 2009 tentang
Perlindungan WGPPPSL sebagai upaya dalam memberikan
perlindungan terhadap lahan perkebunan berkelanjutan termasuk
perkebunan kopi. Namun demikian, masih ada komponen-komponen
bangsa yang justru menunjukkan rendahnya kesadaran geografi
terkait dengan pelaksanaan PP Nomor 31 Tahun 2009.
b. Gatra Demografi
Hasil proyeksi penduduk Indonesia keadaan Juni 2014
menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 252.164,8 ribu orang
terdiri dari 126.715,2 ribu orang laki-laki dan 125.449,6 ribu orang
perempuan. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2010-2014 masih
cukup tinggi, yakni sekitar 1,40 persen per tahun.53 Jumlah
penduduk dengan perkembangannya tersebut, di satu sisi merupakan
peluang bagi tersedianya tenaga kerja untuk pengelolaan perkebunan
kopi ataupun untuk mendukung industri pengolahan pasca panen.
Disisi lain situasi tersebut akan menyebabkan meningkatnya
kebutuhan lahan pemukiman dan lahan aktivitas ekonomi masyarakat,
sehingga memungkinkan akan terjadinya alih fungsi lahan perkebunan
kopi untuk kebutuhan lainnya tersebut.
Sedangkan kualitas penduduk dapat dikatakan masih rendah.
Hal ini dapat dilihat dari data BPS per Februari 2014 yang
menunjukkan bahwa dari total tenaga kerja Indonesia sebesar
7.147.069 jiwa, 53,35% berpendidikan SMP ke bawah, SLTA dan
Kejuruan sebanyak 38,35%, sedangkan diploma/akademi dan
universitas hanya 8,30%. Kondisi ini mempengaruhi pemahaman dan
53 Badan Pusat Statistik. 2014. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi 51, Agustus
2014.