Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI

SDM bangsa Indonesia menjadi rendah, kualitas daya saing juga
rendah dimata dunia internasional, ada tiga hal sebagai tolok ukur
tentang kualitas SDM yaitu : tingkat pendidikan, tingkat kesehatan
dan pendapatan/penghasilan.

Tingkat pendidikan rendah karena banyak yang tidak
mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan baik dari
strata SD, SMA dan perguruan tinggi, ini disebabkan karena
mahalnya biaya pendidikan dan kemiskinan yang menimpa
masyarakat bangsa Indonesia, tingkat kesehatan rendah karena
banyak yang tidak sehat, mulai dari bayi yang kurang gizi, biaya
berobat yang mahal sehingga banyak yang akhirnya lari ke dukun
sebagai berobat alternatif yang mana kadang-kadang tidak rasional
seperti berobat pada anak kecil dengan batu yang dicelupkan air.
Terbatasnya lapangan pekeijaan yang ada, membuat persaingan
para pencari kerja menjadi ketat, hanya SDM yang berkualitas saja
yang beruntung mempunyai pekerjaan dan berpenghasilan.

Pengangguran dan kemiskinan ibarat dua muka pada mata
uang logam yang tidak bisa dipisahkan, kesulitan dalam
memperoleh lapangan pekerjaan mengakibatkan banyaknya
pengangguran sehingga rawan terhadap tindakan kriminal/kejahatan
di lingkungan masyarakat yang pada akhirnya menganggu stabilitas
nasional dan pembangunan Nasional.

Implikasi lain yang berefek terhadap kualitas SDM adalah
menurunnya rasa peduli dan tanggung jawab serta persatuan
terhadap sesama anak bangsa, mereka lebih memperhatikan
kepentingan kelompok dan golongan mereka dari pada kepentingan
negara dan bangsa, rasa kebangsaan atau nasionalisme menurun,
mudah dihasut sehingga sering terjadi perkelahian antar siswa dan
antar mahasiswa serta antar warga.

Tiga tolok ukur kualitas SDM tersebut dapat terbaca didalam
data indek pembangunan manusia (IPM). Menurut data Human
Development Index tahun 2006-2007, negara Indonesia berada
pada posisi 111 dengan nilai = 0,734 dibawah Thailand, Malaysia

32