Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
28
yang meninggal di medan perang adalah berjumlah 500 orang; sementara sisanya
kembali ke Pakistan atau melanjutkan hidup mereka tinggal di Indonesia.
Hal yang sama, di akhir bulan Agustus 1947, Muhammad Ali Jirrnah
memerintahkan untuk menahan kapal-kapal udara yang akan menuju Indonesia
yang berisi amunisi dan bantuan tentara dari Negeri Belanda yang sedang transit di
bandara Karachi. Kapal-kapal udara tersebut memang dikirim untuk membantu
aggresi militer Belanda di Indonesia, aggresi tersebut bersandi “aksi polisi’ pada
tanggal 21 Juli 1947. Menteri luar Negeri Pakistan Bapak Zafarullah Khan, yang
mengeluarkan perintah penahanan, berkata bahwa aggresi Belanda tersebut
merupakan penghinaan terhadap masyarakat Asia. Negara Pakistan juga dengan
segera mengeluarkan izin larangan terbang terhadap Penerbangan Belanda, KLM,
pesawat-pesawat KLM dipakai untuk memberikan bantuan militer Belanda ke
Indonesia. Oleh karena hal tersebut, tentara kolonial Belanda kekurangan
penyediaan bahan pangan yang menjadi kebutuhan pokok dan kekurangan bahan
persediaan tersebut -berujung dengan kekalahan dari kekuatan kebebasan
Indonesia. Sebagai penghargaan dari perjuangan tentara Muslim dari Pakistan,
Indonesia memberikan Penghargaan Perang Kemerdekaan kepada para mantan
tentara Muslim yang masih hidup juga Indonesia memberikan penghargaan di
perayaan Hari Ulang Tahun Emas Kemerdekan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus
1995 kepada negara Pakistan dan kepada bapak Pendiri negara Pakistan
Mohammad Ali Jinnah yaitu penghargaan mulia tertinggi “Adipura” 15.
Hubungan negara Pakistan dengan Indonesia berkembang pesat di bawah
pemerintahan Presiden Marshal Muhammad Ayub Khan. Dalam masa perang
dengan India pada tahun 1965, Indonesia menawarkan untuk menyediakan bantuan
militer ke Pakistan, dan ‘untuk merebut pulau Andaman dan pulau Nicobar dengan
tujuan untuk mengalihkan perhatian dari para pejuang Kashimir16. Hal tersebut
merupakan kerjasama tertinggi di dalam militer yang pernah terjadi antara dua
negara bersahabat yang dikenal di dunia setelah “Persekutuan besar / hebat yang
terjadi di perang Dunia Kedua”. Namun, di masa 46 tahun berikutnya hubungan
antara Indonesia dan Pakistan tidak bertumbuh sebagaimana mestinya atau
bertumbuh seperti di masa pemerintahan Presiden Ayub dan Presiden Sukarno.
I5Consulate General of the Republic of Indonesia in Karachi
http://www.deplu.go.id/karachi/Pages/AboutUs.aspx?IDP=l&l=:en, accessed on 7 Sep 2011
° http://en.wikipedia.org/wiki/Pakistan«Indonesia relations, accessed on 7 Sep 2011

