Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17

31

berdarah di Ambon pada Januari 1999, dan kasus Sanggau Ledo di

Kalimantan Barat pada Desember 1996, hal ini menunjukkan betapa

sangat lemahnya implementasi nilai keberadaban bangsa Indonesia saat

ini, karena kurang dipahaminya persamaan hak dan kewajiban Hak

Asasi Manusia serta maraknya kasus human trafficking. Sementara itu

HAM juga banyak disalah artikan oleh segolongan masyarakat yang

hanya dipahami sebagai hak semata, tetapi tidak menjalankan

kewajibannya menghormati dan menghargai Hak Asasi Manusia orang

lain, sikap seperti inilah yang mengakibatkan dinamika kehidupan

kebangsaan Indonesia semakin kurang kondusif.  Indikasi ini

menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan

beradab sangat lemah, berdasarkan uraian diatas, permasalahan

implementasi nilai-nilai sila kedua Pancasila yang menonjol adalah :

Melemahnya penegakkan Hak Asasi Manusia dan kurangnya

penghargaan HAM terhadap orang lain.

c. Im plem entasi n ila i-n ila i Persatuan Indonesia.
          Makna persatuan pada hakekatnya adalah “satu”, yang artinya

bulat dan tidak terpecah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan
pengertian secara universal, maka dapat disebut sebagai nasionalisme
yaitu merasa memiliki bangsa dan negaranya yang dilandasi oleh
kecintaan dan kebanggaan terhadap dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Jauh sebelum Indonesia merdeka menjadi sebuah negara bangsa ikatan
“Persatuan Indonesia" sangatlah menjadi pilar penting yang dalam wujud
menjunjung tinggi kebersamaan, menghargai perbedaan, kemajemukan,
pluralisme dan keanekaragaman, hal ini ditunjukkan oleh kesatupaduan
tekat dan semangat dalam melawan penjajahan. Prinsip sila ketiga
Pancasila meletakkan dasar kebangsaan sebagai simpul Persatuan
Indonesia sekaligus merupakan konsepsi kebangsaan yang
mengekspresikan persatuan dalam keberagaman, dan keberagaman
dalam persatuan (unity in diversity, diversity in unity), baik bagi etnis, ras,
agama dan antar golongan yang dalam slogan negara diungkapan
sebagai “Bhineka Tunggal Ika”, untuk menegakkan slogan tersebut
dibutuhkan identitas budaya bangsa, seperti budaya : gotong royong,
   12   13   14   15   16   17   18