Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
33
semenjak lahimya reformasi maka euphoria kebebasan seolah tidak
pemah berakhir. Atas nama publik, entah publik yang mana seseorang
atau sekelompok orang dengan leluasa menyuarakan keinginannya
tanpa dilandasi pemikiran yang matang serta tidak memikirkan
dampak bahaya yang ditimbulkan terhadap persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia. Sebagai contoh, adanya kelompok yang justru
sebagian besar adalah generasi muda, dengan lantangnya
menyampaikan bahwa mewakili rakyat Papua mereka ingin
memisahkan diri dari Indonesia karena merasa bukan sebagai bagian
dari NKRI. Seandainya ditelusuri maka akan timbul pertanyaan, atas
dasar apa mereka menyatakan diri sebagai wakil rakyat Papua dan
berdasarkan landasan apa sehingga mereka menyatakan bahwa
Papua bukan bagian dari NKRI, sedangkan sejarah telah mencatat
perjuangan para pendahulu bangsa ini dalam merebut Papua dari
penjajahan Belanda. Kondisi di atas menunjukan bahwa kurangnya
penerapan konsep Wawasan nusantara berimplikasi pada rendahnya
pemahaman generasi muda saat ini terhadap paham negara kesatuan,
hal tersebut berimplikasi dengan kurang dipahaminya pendidikan
politik yang merupakan pemahaman warga negara atas hak dan
kewajibannya.
b. Implikasi Terhadap Ketahanan Nasional.
Semenjak bergulirnya era reformasi maka manusia Indonesia
seperti kehilangan jati dirinya. Atas dasar kebenaran ajaran suatu
agama maka suatu kelompok dengan beringasnya menghancurkan
kelompok lainnya tanpa memperhatikan kaedah hukum yang beriaku.
Kekerasan dan intimidasi seolah menjadi hal biasa pada masa
sekarang ini dan terkadang dianggap sebagai suatu jalan pintas untuk
memecahkan suatu masalah. Mereka telah kehilangan sifatnya
sebagai makhluk sosial yang memerlukan bantuan dan hidup
berdampingan dengan yang lainnya. Pada akhimya secara tidak

