Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

12

menguatkan dan melengkapi kebijakan-kebijakan pembangunan kawasan-
kawasan, seperti konsep agropolitan dalam Tata ruang, koridor-koridor
ekonomi dalam konsep MP3EI.

7. Paradigma Nasional
       a. Pancasila sebagai Landasan Idiil
              Sebagai dasar negara sekaligus landasan idiil bagi bangsa
       Indonesia, Pancasila tidak hanya merupakan pedoman dasar bagi
       seluruh aktivitas berbangsa dan bernegara, tetapi juga mencerminkan
       visi dan cita-cita bangsa. Pancasila sebagai ideologi, dasar dan
       falsafah negara, harus dijadikan sumber utama bagi pelaksanaan
       pembangunan. Pembangunan demi kesejahteraan masyarakatnya
      tetap harus mengikuti landasan bernegara sesuai falsafah bangsa
      yaitu Pancasila, yang sekaligus harus dijadikan sebagai landasan idiil
      bagi upaya implementasi pola zoning produksi pangan dalam
      perspektif Wawasan Nusantara guna meningkatkan ketahanan
      pangan nasional dalam rangka mewujudkan kemandirian bangsa.
              Pengamalan nilai-nilai Pancasila hanya dapat terlaksana apabila
      ada ketaatan dari warganegara. Ketaatan kenegaraan ini, menurut
      Notonagoro (sebagaimana dikutip Yudi Latif dalam bukunya “Negara
      Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila", 2011),
      dapat dirinci sebagai berikut: Pertama, Ketaatan hukum, yang
      terkandung dalam Pasal 27 (1) UUD 1945, berdasarkan atas keadilan
      legal. Kedua, Ketaatan kesusilaan, berdasarkan atas sila kedua
      Pancasila, yaitu kemanusian yang adil dan beradab. Ketiga, Ketaatan
      keagamaan, berdasarkan atas sila pertama Pancasila, Pasal 29 (1)
      UUD 1945, berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dalam alinea
      ketiga Pembukaan UUD 1945. Keempat, Ketaatan mutlak atau
      kodrati, atas dasar bawaan kodrat dari organisasi hidup bersama
      dalam bentuk masyarakat, lebih-lebih dalam bentuk negara, organisasi
      hidup kesadaran dan berupa segala sesuatu yang dapat menjadi
      pengalaman manusia, baik pengalaman tentang penilaian hidup yang
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18