Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
meluncurkan apa jua serangan. Hal ini telah terbukti setelah beberapa
serangan teroris mempunyai hubungan dengan anggota yang ditangkap
beroperasi di Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Sejarah terorisme
menunjukkan bahawa terdapat dua jenis peperangan yang menggunakan
teknis dan taktik teror untuk mencapai tujuan mereka. Pertama adalah
perang pembebasan dan kedua adalah perjuangan untuk agama. Contoh
perang pembebasan Islam adalah seperti konflik Palestina-lsrael, Chechya
di Russia, Bangsa MORO di. Filipina manakala perjuangan untuk agama
seperti Al Qaeda, Jemaah Islamiah, Kumpulan Militan Malaysia dan lain-
lain. Organisasi-organisasi ini masih sangat aktif berjuang secara
berpanjangan menggunakan strategi asimetris khususnya dalam bentuk
terorisme. Pada abad ke-20, modus operandi sasaran utama teroris di Asia
Tenggara difokuskan pada pasukan keamanan dan kepentingan nasional.
Selama periode ini, serangan dan pembunuhan berlaku keatas anggota
pasukan keamanan, pangkalan militer dan instalasi. Namun pada awal
abad ke-21, teroris di Asia Tenggara berubah sasaran dari pasukan
keamanan kepada warga sipil. Sasaran ini bisa menjadi publik, kompleks
pasaraya, kantor pemerintah atau apa-apa yang memberikan dampak
kepada aksi teror. Motif mereka lebih ke arah agenda agama, politik dan
ekonomi. Sejak Peristiwa 11 September, teroris yang bermotivasi agama
dan politik tampaknya menjadi kelompok utama ancaman terorisme di
dunia. Amerika Serikat dan sekutunya dengan sebulat suara
mengumumkan bahwa terorisme merupakan ancaman terhadap keamanan
internasional dan menyeru untuk melawan habis-habisan. Gerakan Islam
militan adalah jaringan terorisme yang paling merbahaya karena
bermotivasikan agama dan politik sebagai asas perjuangan. Motif terorisme
selalu berasaskan politik. Namun, strategi teror berubah tergantung pada
tujuan. Misalnya, pada satu ketika,, mereka sangat berhati-hati dalam
memilih sasaran utama karena takut kehilangan dukungan rakyat terhadap
perjuangan dan matlamat mereka. Namun, disaat ini teroris menggunakan
pendekatan psikologi yaitu menggunakan perasaan ketakutan dimana
publik dijadikan sebagai sasaran untuk melemahkan pemerintah supaya
menerima tuntutan mereka . Pada hakikatnya, kita dapat melihat bahawa
4

