Page 18 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 18
2
muda disaat itu terbentuk melalui pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah Hindia Belanda bahkan ada yang m engenyam pendidikan di
negeri Belanda, sehingga pengaruh budaya Belanda relatif kuat pada
mereka, selain itu sebagaian dari generasi m uda tersebut pem ah
mengalami pendidikan Jepang sehingga pengaruh budaya Jepang yang
keras, ikut membentuk mereka. Ketika generasi m uda ini mewakili
organisasi pemuda dari daerah-daerah mereka berasal, berkumpul di
Jakarta dan bersumpah “berbangsa satu, bangsa Indonesia, berbahasa
satu, bahasa Indonesia, dan bertanah air satu, tanah air Indonesia0,
sebagian dari mereka belum lancar berbicara dalam bahasa Indonesia,
namun ada kesadaran pada mereka bahwa generasi muda yang heterogen
mau bersatu, sebagaimana menurut Ernest Renan uL e desir d ’etre
ensem ble" (kehendak akan bersatu)1. Pada generasi m uda terpelajar
inilah rasa kebangsaan telah tumbuh dan berkem bang sehingga menyadari
dalam masyarakat yang heterogen ini haruslah ada nilai-nilai yang menjadi
pengikat mereka sekaligus menjadi mimpi indah mereka dimasa depan.
Alangkah baiknya bila nilai-nilai ini merupakan budaya bangsa Indonesia
sendiri sehingga lebih m udah dalam mensosialisasikan dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan masyarakat yang muncul
dalam prilaku berlanjut menjadi kebiasaan dan bila dilestarikan akan
menjadi budaya. A d a beberapa bangsa yang m enegara dengan idiologi
yang digali dari luar, dim ana proses sosialisasinya relatif lama dengan
metode indoktrinasi terstruktur pada sem ua lapisan masyarakat. N am un
setelah rezim jatuh maka masyarakat meninggalkan idiologi tersebut dan
hal ini terjadi di bekas Uni Soviet. Melalui m etode sosialisasi dan
implementasi yang tertata dengan baik yakni dijarkan, diteladankan, diajak,
diawasi, dibimbing, diatur dan ditindak, maka nilai-nilai ini akan
terimplementasi dalam prilaku m asyarakat sehari-hari. D engan
pengawasan dan pengaturan yang baik m aka prilaku lama kelamaan
menjadi kebiasaan dan membudaya. Sebagai budayapun harus terus
dievaluasi dan diaktualkan agar tidak ketinggalan jaman.
1Lemhannas RI, 2014, Modul bidang studi Pancasila dan UU D NR11945, Jakarta.

