Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
42
yang masih murni (puritan) dan belum terdistorsi. Mereka memiliki pemahaman
tauhid dan fikih ibadah yang serupa. Dalam soal tauhid, kedua faham tersebut
sama-sama menganut tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah serta tauhid asma wa
sifat. Tata cara ibadah seperti sholat, puasa, zakat ataupun haji kedua kelompok
ini juga sama. Keduanya juga sama-sama menjadikan fatwa-fatwa para ulama
salaf seperti Ibnu Taymiyyah, Ibnu Qoyyim, serta !bnu Katsir sebagai rujukan
utama. Namun, kaum salafy jihadi mempunyai doktrin jihad dan doktrin tauhid
hakimiyah yang berbeda dengan ajaran kaum salafy. Doktrin-doktrin itu adalah (1)
Qital fisabililah, secara syar’i pengertian jihad adalah qital atau perang, tidak ada
makna lain. (2) Jihad fi sabilillah, Hukum jihad saat ini adalah fardhu a’in atau
kewajiban bagi setiap muslim. Hukum Jihad awalnya fardhu kifayah kini berubah
menjadi fardhu a’in. (3) Irhabiyah (terorisme), melakukan terorisme dibenarkan
menurut syari’at jihad.40
Doktrin-doktrin salafy jihadisme di dunia modern lahir pertama kali di
Afganistan pada tahun 1980-an. Saat itu tengah terjadi perang antara pasukan
Mujahidin melawan tentara Uni soviet. Pada tahun 1985-1991 terjadi pengiriman
kader Darul Islam (DI) ke Afganistan. Di sana para kader DI tak hanya belajar ilmu
kemiliteran, namun juga belajar ilmu agama yang diajarkan oleh tokoh-tokoh jihad
internasional, termasuk Syaik Abdullah Azzam (tokoh yang merumuskan faham
salafi jihadi) dan Usamah bin Laden. Saat di Afganistan itulah mereka menjadikan
salafi jihadisme sebagai mazdab baru pemahaman keagamaan orang-orang
DI/TII. Faham ini dibawa ke Indonesia dan terjadi perpecahan antara orang-orang
DI/TII lama yng dipimpin oleh Ajengan Masduki (faham tradisional) dengan
Abdullah Sungkar dan Abubakar Baasyir. Pada tahun 1993 Abdullah Sungkar dan
Abubakar Baasyir mendirikan Jamaah Islamiyah, yang mengadopsi prinsip dan
metode perjuangan gerakan salafy jihadi asal Mesir yaitu Jamaah Islamiyah. Dari
Jamaah Islamiyah Indonesia inilah lahir nama-nama yang dikenal dalam aksi
40 Solahudin, 2011, “N il sampai Jl salafijihadisme di Indonesia", komunitas bambu, Bandung.

