Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
22
secara fisik, maupun ekonomi. Ada tiga aspek yang menjadi
indikator ketahanan pangan suatu wilayah, yaitu sektor
ketersediaan pangan, stabilitas ekonomi (harga) pangan, dan
akses fisik maupun ekonomi bagi setiap individu untuk
mendapatkan pangan23.
Pengertian mengenai ketahanan pangan ( dalam arti
food security) berbeda dalam tiap konteks waktu dan tempat.
Sebutan ketahanan pangan sebagai sebuah kebijakan ini
pertama kali dikenal pada saat World Food Summit tahun
1974 . Setelah itu, ada banyak sekali perkembangan definisi
konseptual maupun teoritis dari ketahanan pangan dan hal-
hal yang terkait dengan ketahanan pangan.
Diantaranya Maxwell, mencoba menelusuri perubahan -
perubahan definisi tentang ketahanan pangan sejak World
Food Summit tahun 1974 hingga pertengahan dekade 1990-
an. Menurutnya, perubahan yang terjadi yang menjelaskan
mengenai konsep ketahanan pangan, dapat terjadi pada level
global, nasional, skala rumah tangga, dan bahkan individu.
Perkembangannya terlihat dari perspektif pangan sebagai
kebutuhan dasar (food first perspective) hingga pada
perspektif penghidupan (livelihood perspective) dan dari
indikator-indikator objektif ke persepsi yang lebih subjektif.
Maxwell dan Slatter pun turut menganalisis diskursus
mengenai definisi ketahanan pangan tersebut. Mereka
menemukan bahwa ketahanan pangan berubah sedemikian
cepatnya dari fokus terhadap ketersediaan-penyediaan
(supply and availability) ke perspektif hak dan akses
(entitlements).
Sejak tahun 1980-an, diskursus global ketahanan
pangan didominasi oleh hak atas pangan (food entitlements),
resiko dan kerentanan (vulnerability). Secara formal,
23 Konsep Ketahanan Pangan, diunduh d a ri: http:/Avww.scribd.com doc/955433lSK onsep-
Ketahcmcm-Pangan-Teori-Disensus pada tanggal 27 Agustus 2014 pukul 20.00 WIB

