Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2

6

Munculnya gagasan ini disebabkan oleh ada keinginan yang berasal dari partai-
partai kecil untuk menjadi partai besar dan menang dalam pemilihan umum.
Mereka menyadari bahwa untuk mencapai kemengan diperlukan memperluas
dukungan dari kalangan pemilih (elektoral base). Yakni dengan merangkul pemilih
tengah (median voter atau floting vote), anatara lain dengan patronage dan
brokerage. Dari usaha tersebut mereka berhasil dan membentuk pemerintahan yang
barn dan melaksanakan program partainya.Dimungkinkan dengan mengendorkan
sikap doktriner, kaku dan eksklusif yang sebelumnya mereka pegang teguh berubah
menjadi sikap fleksible dan inklusif®.

           Dengan adanya perubahan sikap dari partai politik tersebut membuat arah
peijuangan partai politik tidak lagi berpaku pada extrim kiri dan extrim kanan.
Kedua ideologi yang sulit dipertemukan tersebut bertemu atau berkompromi di
jalan tengah demi mewujudkan kepentingan yang lebih besar, merebut masa para
pemilih untuk meraih kekuasaan. Sehingga dengan mudah untuk
mengimplementasikan program keija partai. Kondisi ini teijadi sekitar tahun 60-an
dengan sebutan konvergensi antara kiri dan kanan. Oleh Otto Kircheimer
sebagaimana yang dikutif oleh Meriam Budiaijo di namakan “de-ideologisasi”
partai-partai.

           Perubahan sikap ini tidak lepas dari pengaruh teknologi informasi yang
setiap saat mengekspose keberadaan partai-partai dan sikap politik yang mereka
anut. Dengan demikian, masyarakat secara luas akan dapat melihat, memahami dan
tentunya akan menentukan sikapnya dalam pemilihan umum. Sementara partai
politik berusaha merebut sebanyak-banyaknya pemilih atau pendukung untuk
meraih kekuasaan. Jika sikap mereka masih eksklusif dan ektrim, sudah tentu
pemilihnya sedikit dan sudah tentu tidak akan pemah merebut kekuasaan dan
berimplikasi pada tidak akan pemah proogram partai atau yang dicita-citakan akan
tercapai dan terealisasi.

           Partai yang inklusif menjadi pilihan yang tepat dalam mengkampanyekan
keberadaan mereka, sehingga rakyat sebagai pemilih akan menetapkan pilihannya
kepada partai yang mengusung keterbukaan dan selalu mempeijuangkan
kepentingan umum dari pada mempeijuangkan kepentingan kelompok atau
golongan kecil mereka. Contoh dari partai tersebut adalah New Labour Party di

* Ibid, him. 400
   1   2   3   4   5   6   7