Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
7
Inggris dan Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika Serikat. Begitu pula
Partai Golkar dan Partai Domokrasi Indonesia Peijuangan (PDIP) dapat disebut
cotch-all party?.
Indonesia sebagai negara dan bagian dari masyarakat Intemasional dan
dunia sangat terpengaruh oleh perkembangan global, termasuk keberadaan partai
politik. Pergerakan kemerdekaan tidak lepas dari pergerakan yang dilakukan oleh
partai politik, baik terbuka maupun tertutup. Sebelum menjadi partai politik yang
terlembaga untuk merebut kekuasaan dalam pemilihan umum, kemunculannya
ditandai oleh gerakan organisasi massa (kepemudaan dan kemasyarakatan).
Kemunculan gerakan sosial politik dan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh global dan kondisi penjajahan yang mengharuskan untuk melepaskan diri
dari belenggu imperealisme.'
Peijuangan Indonesia menjadi Negara-Bangsa yang merdeka dan
berdaulat di mulai dari munculnya gerakan politik yang ingin mempersatukan
nusantara dalam wadah Negara. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, dibutuhkan
peijuangan dan usaha yang maksimal. Keadaan masyarakat nusantara yang masih
tradisional dan masih terpecah-pecah dalam kerajaan kecil dan besar membuat
peijuangan untuk mendirikan negara-bangsa jauh dari harapan.
Dengan munculnya gagasan nation state yang terpengaruh oleh
perkembangan Eropa dan Asia, yakni terutama pengaruh dari negeri penjajah
(Belanda). Dimana ada gerakan sosial anti imperialisme, yang menuntut adanya
perubahan politik di wilayah-wilayah jajahan, agar dibebaskan atau
dimerdekatakan. Karena penjajahan/imperialisme bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusia yang universal. Aktivis-aktivis terpelajar yang memiliki kesempatan
menimba ilmu pengetahuan di beberapa negara Eropa dan di Negeri Penjajah
(Belanjada) melakukan gerakan yang sama di Nusantara khususnya di Pulau Jawa.
Jadi munculnya Partai Politik di Indonesia/Nusantara merupakan
kebutuhan mendesak untuk mempeijuangkan hak-hak politik masyarakat dari
kaum penjajah, membebaskan rakyat dari ketertindasan, kebodohan, kemiskinan
dan lain sebagainya. Disamping itu juga ada gerakan politik untuk
mempertahankan posisi atau hegemoni kaum ninggrat yang dijadikan alat oleh
9 Yaitu, partai yang ingin menghimpun semaksimal mungkin dukungan dari berbagai macam
kelompok masyarakat dan dengan sendirinya menjadi lebih inklusif. Otto Kircheimer dalam Meriam
Budiaijo. Him. 402

