Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
1. Penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas
ekonomi. Satu hal yang hams mendapatkan perhatian utama
adalah infrastruktur yang mendorong konektivitas antar wilayah
sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan
ekonomi Indonesia. Penyediaan infrastruktur yang mendorong
konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik
sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan
mempercepat gerak ekonomi. Termasuk dalam infrastruktur
konektivitas ini adalah pembangunan jalur transportasi dan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta seluruh regulasi dan
aturan yang terkait dengannya.
2. Keberadaan AFTA termasuk juga MEA dan CAFTA bisa jadi
hanya akan memberi keuntungan bagi usaha-usaha besar
khususnya modal asing untuk mengembangkan potensi usahanya
di Indonesia. Dengan liberalisasi perdagangan yang dijalankan
AFTA di wilayah Asia, ruang pemberdayaan masyarakat bisa
menjadi semu belaka karena kalah bersaing dengan usaha-usaha
besar terutama pemodal asing. Keberadaan AFTA akan menjadi
kendala serius jika pemerintah tidak memberikan proteksi kepada
usaha-usaha mikro kecil menengah.
3. Selain sebagai peluang, kualitas SDM juga menjadi
tantangan bagi Indonesia. Saat ini penyerapan tenaga kerja hingga
Februari 2014 masih didominasi oleh penduduk bekerja
berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah sebanyak 55,3 juta orang
(46,80 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 21,1 juta
(17,82 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya
sebanyak 12,0 juta orang mencakup 3,1 juta orang (2,65 persen)
berpendidikan Diploma dan sebanyak 8,8 juta orang (7,49 persen)
berpendidikan Universitas.18 Kualitas SDM ini sangat terkait dengan
18bersumer dan data BPS: Berita Resmi Statistik No. 38/05/Th. XVII, 5 Mel 2014
52

