Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

Di antara tahun 1977 dan 1987, dengan masuknya pengungsi Afghanistan ke
 Pakistan menjadi alasan Pakistan untuk ikut berperang di Afghanistan. Terdapat dua
 trend yang telah muncul dan menyulutkan krisis masyarakat sipil:

          i. Besarnya jumlah senjata untuk gerilyawan Afghanistan yang telah
          tersaring ke pasar senjata ilegal.

          ii. Berkembangnya pertumbuhan perdagangan heroin.

          Sindikat kekuatan maha telah muncul dan beroperasi dalam memproduksi,
dan melakukan transportasi domestik maupun ekspor heroin. Banyak pengungsi
Afghanistan yang kini memiliki porsi yang signifikan dari layanan kargo darat antar
kotayang mana hal ini juga telah terintegrasi ke dalam sindikat narkoba. Pasar senjata
ilegal yang besar dan perdagangan heroin yang berkembang telah memasukan senjata-
senjata ilegal dan kelompok sindikat ke dalam kehidupan sosial kota-kota besar. Pada
saat yang sama, frekuensi pemboman NWFP selama akhir 1980an mengakibatkan
terjadinya perang di Afghanistan dan melemahnya otoritas negara di bagian pedesaan
Sind. Peristiwa ini telah menggerogoti kepercayaan masyarakat dalam fungsi dasar
negara: yang seharusnya memberikan keamanan bagi kehidupan warganya. Maka
kemudian tidak mengherankan bahwa semakin banyak orang yang mencari
mekanisme dukungan alternatif dalam komunitas mereka untuk mencari keadilan dan
keamanan terhadap ancaman fisik kepada orang-orang dan keluarga mereka. Identitas
atau keanggotaan kelompok adalahpara individu yang mencari keamanan. Mereka
dapat benipa kelompok etnis, sub-agama, sub-nasionalis atau Biraderi (kekerabatan)
kelompok. Sehingga, pada masa ini masyarakat sipil mulai terpolarisasi sepanjang
garis vertikal. Masing-masing kelompok, baik etnis, sub-agama, sub-nasionalis atau
Biraderi, memiliki muatan emosional yang kuat dan kapasitas persenjataan tingkat
tinggi yang berasal dari pasar senjata kontemporer.

         Dalam beberapa tahun terakhir, terpolarisasinya masyarakat berdasarkan
agama, etnis, komunal dan regional telah disertai dengan perusakan nilai-nilai sosial
melalui keberagaman komunitas masyarakat yang majemuk. Polarisasi sosial ini
didorong oleh kekerasan dan berbagai bentuk premanisme yang telah mencapai skala
yang tidak hanya mengancam kredibilitas lembaga-lembaga politik, tetapi

                                                     32
   1   2   3   4   5   6   7   8   9