Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

dipusatkan khusus untuk menangani masalah kekerasan antar agama yang sedang
 berlangsung ini, upaya ini dengan membawa apa saja langkah-langkah perbaikan
 yang dapat diterapkan untuk membangun budaya perdamaian dan toleransi. Namun,
 sebelum itu, penting untuk meninjau secara singkat sejarah intoieransi agama dan
 kekerasan di bagian dunia.

           Tantangan utama datang dari partai Jamaat-e-Islami yang dipimpin oleh
.almarhum Maulana Abui Ala Maududi, seorang sarjana Islam yang bereputasi.
 Insiden pertama yang banyak diketahui dalam menyulutkan intoieransi dan kebencian
 antar agama minoritas dipicu oleh Jamaat-e-Islami terhadap komunitas Ahmediya.
 Ratusan Ahmadiya terbunuh dalam tempat ibadahnya dalam kampanye diluncurkan
pada tahun 1954. Pemerintah mendeklarasikan martial law untuk membawa situasi
terkontrol. Perannya dalam hal kampanye ini, pengadilan menjatuhkan hukuman mati
kepada Maulana Maududi, namun kemudian beliau mengajukan banding terhadap
Saudi Arabiya dan diberikan grasi. Sekali lagi pada tahun 1971, persoalan agama
memainkan peran penting dalam konflik dan pembataian yang kemudian berakhir
dengan perpecahan Pakistan dan terciptanya negara Bangladesh. Dalam hal ini
Jamaat-e-Islami melakukan aksi main hakim sendiri dalam pembunuhan tersebut.

          Jenderal Zia menguasai Pakistan selama lebih dari satu dekade dengan
mengatasnamakan Islam untuk melegitimasi kekuasaan militemya.menggunakan
dalih memperkenalkan Nizam-e-Mustafa atau pemerintahan kenabian, praktek-
praktek diskriminasi dan kebijakan terhadap perempuan dan kaum minoritas agama
diperkenalkan.

          Selama sebelas tahun memerintah, Jenderal Zia juga didukung dan didorong
oleh partai-partai Islam, Amerika Serikat dan Arab Saudi, dan dimasa ini
Pakistansecara aktif berpartisipasi dalam perang Afghanistan. Dalam perang ini,
agama digunakan untuk membentuk kebencian terhadap pemerintah komunis Rusia
yang didukung. Atas nama agama, kader pejuang suci diciptakan oleh dan di Pakistan
serta kamp-kamp pengungsi Afghanistan untuk memperlancar intensitas serangan

                                                        36
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13