Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

Perkembangan kerjasama ASEAN diharapkan akan dapat menciptakan
keterbukaan dan saling pengertian, sehingga dapat menghidari terjadinya konflik
kepentingan.

18. Perkembangan lingkungan Nasional.
         Perkembangan lingkungan strategis nasional yang berpengaruh terhadap

optimalisasi pengelolaan lalu lintas udara nasional khususnya di wilayah udara
Kepulauan Riau dan Natuna ditinjau dari beberapa sudut astagatra adalah
sebagai berikut:

        a. Geografi.
                  Secara geografis Indonesia berada pada posisi silang dunia

        sehingga menjadi ajang untuk saling berebut pengaruh dari berbagai
         negara di dunia. Kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan disamping
         memiliki keuntungan juga menimbulkan kerugian. Kesulitan dalam
         mewujudkan kesejahteraan dan keamanan bagi negara dan bangsa.
         Kesulitan dalam melaksanakan upaya pemerataan pembangunan di
         seluruh wilayah nusantara adalah merupakan masalah yang diakibatkan
         oleh kondisi geografis Indonesia. Secara geopolitik, kawasan perbatasan
         merupakan kawasan yang secara geografis berbatasan langsung dengan
         negara tetangga. Kawasan perbatasan dimaksud adalah bagian wilayah
         NKRI yang langsung bersinggungan dengan garis batas negara tetangga.
         Kawasan perbatasan dapat berada di darat, di laut ataupun di udara yang
         belum secara tegas ditetapkan dalam kancah Internasional bagi sebagian
         wilayah kedaulatan NKRI, meskipun saat ini wilayah perbatasan yang
         berada di udara merupakan kawasan strategis nasional yang mempunyai
         fungsi pertahanan dan keamanan negara karena mengandung potensi SDA
         dan mencerminkan keutuhan NKRI yang harus dijaga dan menjadi prioritas
         pengelolaannya. Beberapa kelebihan geografis NKRI dibandingkan dengan
         negara lain adalah sebagai be riku t:

                   1) Secara geografis mempunyai posisi yang sangat strategis
                   bagi penerbangan sipil maupun non sipil.

                                                          48
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11