Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Uniu m
Pada hakekatnya, kemiskinan selalu membcri implikasi terhadap berbagai aspek

kehidupan masyarakat, tidak hanya bagi penduduk miskin saja, tetapi juga terhadap kelompok
penduduk yang tidak termasuk miskin. Banyak konsepsi mengenai kemiskinan muncul, sebagai
hasil penelitian dari berbagai latar belakang keilmuan, dan menghasilkan beragam pemikian
mengenai definisi, pengukuran dan pengidentifikasian sebab-sebab kemiskinan. Bermacam
bentuk program maupun kebijakan untuk mengatasi kemiskinan telah ada sejak lama, namun
tetap saja kemiskinan menjadi fenomena yang tidak sepenuhnya terpecahkan. Seringkali muncul
perbedaan persepsi antara policy maker dengan orang miskin itu sendiri, baik dalam hal definisi,
indikator, kategori kesejahteraan seseorang, maupun sebab-sebab kemiskinan.

Berbagai upaya untuk mendefinisikan kemiskinan dan mengidentifikasikan penyebab
kemiskinan sebenamya menghasilkan suatu konsep pemikiran yang dapat disederhanakan.
Pertama, dari sudut pandang pengukuran, kemiskinan dibedakan menjadi dua yaitu kemiskinan
absolut dan kemiskinan relatif. Kedua, dari sudut pandang penyebab, kemiskinan dapat
dikelompokkan menjadi kemiskinan alamiah dan struktural. Salah satu syarat penting agar suatu
kebijakan untuk mengatasi kemiskinan dapat tercapai ialah adanya kejelasan mengenai ’’kriteria”
tentang siapa atau kelompok masyarakat mana yang termasuk ke dalam kategori miskin dan
menjadi sasaran.

Harus dipahami bahvva kemiskinan bersifat multi dimensi, dimana pendekatan dengan
satu bidang ilmu tertentu saja tidak akan mampu mengurai makna dan fenomena yang
menyertainya. United Nations development Program (UNDP) mendefinisikan kemiskinan
sebagai ketidakmampuan untuk memperluas pilihan-pilihan dalam hidup, termasuk tidak adanya
partisipasi dalam pengambilan keputusan publik sebagai salah satu indikator kemiskinan dalam
ukuran kemiskinan.

1