Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
27
yaitu: bentrokan antar warga, isu keamanan, isu SARA,
kesenjangan sosial, konflik pada institusi pendidikan, konflik ormas,
sengketa lahan, ekses konflik politik. Sesuai dengan data tahun
2010, terjadi sebanyak 93 peristiwa konflik, tahun 2011 sebanyak
68 peristiwa konflik dan tahun 2012 sebanyak 128 peristiwa
konflik28, sebagaimana dapat tergambar pada gambar-1,
(terlampir).
Sedangkan Mabes Polri memetakan kerawanan konflik, pada
posisi awal tahun 2013 terdatakan 2.783 potensi konflik sosial
diantaranya 1500 konflik Poleksosbud, 394 konflik SARA, 301
konflik batas wilayah dan 588 konflik sumber daya alam29. Rincian
data peta konflik perdaerah, sebagai gambar/tabel-2, (terlampir).
Terkait dengan inventarisasi atau pemetaan potensi konflik dapat
bersum ber dari; permasalahan politik, ekonomi dan sosial budaya
(perseteruan antarumat atau intraumat beragama), permasalahan
SARA konflik antar suku, antar etnik, permasalahan konflik wilayah
perbatasan, permasalahan konflik sengketa sumber daya alam
(SDA) berupa konflik antar masyarakat dan atau antar masyarakat
dengan pelaku usaha, distribusi sumber daya alam yang tidak
seimbang dalam masyarakat30.
Labkurtannas Lemhannas Rl telah memetakan dan mengukur
terjadinya atau intensitas konflik. Konflik di data dan diukur
disesuaikan (diberikan nilai dan skor) berdasarkan indikator yang
ada pada masing-masing Gatra; geografi, demografi, sumber
kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan.
Pada setiap kondisi, Labkurtannas memberikan skor dan nilai.
Skor berada pada angka 1 (satu) sampai dengan 5 (lima), skor
untuk menentukan peringkat kondisi apakah berada pada
28 Dr. Ir. Max. H. Pohan, CES, MA, Membangun Tertib Hidup Bermasyarakat, Berbangsa
dan Bernegara Guna Menjawab Tantangan Global, Diskusi Panel Lemhannas Rl XIX 2013
29 Sops Mabes Polri tahun 2013
30 Peraturan Kapolri Nomor 8 tahun 2013 tentang Tekhnis Penanganan Konflik Sosial

