Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

23

maupun sekutu dengan melakukan perlawanan secara terbuka
maupun perang gerilya. Perang gerilya yang melibatkan selurnh
komponen rakyat, disebut juga Perang Rakyat Semesta(Perata) yang
dalam perkembangannya melahirkan Sistem Pertahanan Keamanan
Rakyat Semesta(Sishankamrata). Dalam Perata strategi Pertahanan
Negara disusun berdasarkan Teritorial dan unsur komando
dibawahnya yang kemudian dikenal dengan Komando
Teritorial(Komando kewilayahan), yaitu : Kodam, Korem, Kodim dan
Koramil. Sejarah telah membuktikan bahwa tentara yang
bagaimanapun kuatnya, tetapi bila tidak manunggal secara sempurna
dengan rakyat akan kehilangan artinya. Bahkan dalam
kemanunggalan TNI-Rakyat serta persatuan dan kesatuan nasional
yang kokoh sebagai wujud konkritnya, terletak kekuatan bangsa
Indonesia, karena itu, kemanunggalan TNI-Rakyat merupakan strategi
yang tepat dan mendasar. Sejak kelahirannya, TN I A D tetap
konsisten manunggal bersama rakyat mengabdikan diri untuk
kepentingan bangsa dan negara. Hal ini telah terbukti dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, bahwa dalam mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, TN I AD
selalu melaksanakan tugas-tugas nasional bersama-sama dengan
rakyat dan untuk kepentingan rakyat.

d. Teori Binter. Menurut pendapat penulis adalah kemampuan
seluruh prajurit T N I A D untuk mengajak, mempengaruhi dan
memberdayakan potensi masyarakat di wilayah binaan untuk
melakukan tindakan secara sadar dan berencana untuk suatu tujuan.
Pada masa damai, pelaksanaan teori Binter yang disinkronisasikan
dengan program pemerintah akan mendapatkan hasil yang maksimal,
karena dalam pelaksanaannya seluruh potensi T N I A D bisa
dikerahkan untuk membantu program-program pemerintah, utamanya
untuk mengoptimalkan kesejahteraan melalui pemberdayaan ekonomi
kerakyatan di seluruh wilayah teritorial Indonesia. Keberhasilannya
sudah teruji pada pelaksanaan tugas di dalam maupun luar negeri,
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14