Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

2

 masing-masing, serta melindungi dan mengatur kehidupan keagamaan agar
 sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam wadah NKRI.

        Sayangnya, cita-cita luhur tentang NKRI ternyata tidak selamanya berjalan
 mulus, karena begitu banyak rintangan datang menguji eksistensi NKRI, termasuk
 anggapan bahwa konsep NKRI belum paripurna. Berbagai gerakan teror untuk
 mengubah struktur NKRI pun sudah berkali-kali mengakibatkan pertumpahan
darah pada masa lalu, baik berupa gerakan separatisme, politik sayap kiri (left
 wing) atau sayap kanan (right wing).5 Pertumpahan darah akibat gerakan
separatisme adalah Gerakan Aceh Merdeka (1976-2005), Organisasi Papua
Merdeka (1962-sekarang), Republik Maluku Selatan (1950-sekarang) dan Timor-
Timur (1976-1999). Pertumpahan darah akibat gerakan aliran kiri pernah terjadi
akibat pemberontakan gerakan komunis pada tahun 1948 dan 1965. Sementara
puluhan ribuan korban pun telah berjatuhan akibat gerakan politik sayap kanan,
yang didominasi oleh gerakan berbasis Islam, akibat gerakan Darul islam/Tentara
Islam Indonesia (1949-1962), Komando Jihad (1976-1985), Jamaah Islamiyah
(1990-2008), Jamaah Ansharut Tauhid (2008-sekarang), dan berbagai kelompok
teror lainnya.

       Selain gerakan-gerakan teror tersebut di atas, kini muncul gerakan politik
yang perkembangannya begitu cepat dan berpotensi menjadi sumber teror bagi
eksistensi NKRI pada masa mendatang, yaitu gerakan Islam transnasional. Dalam
konteks lokal, istilah gerakan Islam transnasional dipopulerkan pertama kali oleh
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Muzadi, pada
tahun 2007, sebagai ideologi keagamaan lintas negara yang sengaja diimpor dari
luar dan dikembangkan di Indonesia.6 Sacara umum, Islam transnasional adalah
sebutan bagi gerakan Islam yang bukan asli Indonesia, keberadaannya tidak lahir
dari pergumulan identitas keindonesiaan yang otentik, melainkan dipindahkan,
dibawa atau diimpor dari negara lain yang cenderung tidak mau meng-lndonesia.7
Celakanya, kemunculan Islam transnasional di Indonesia telah mengubah Islam
Indonesia yang penuh kelembutan, toleran dan kedamaian (dalam majalah

5 Haryono Rinardi, Dari RIS Menjadi Negara RI, Perubahan Negara Indonesia Pada Tahun 1950, online di
    http://joumal.unair.ac.id/filerPDF/(8)Dari RIS Menjadi Negara RI Perubahan Bentuk Negara Indonesia
    PadaJHaryono Rinardi.pd (diunduh 3 Agustus 2013)

6 NU Online, Islam Transnasional, KH Hazim Muzadi, tanggal 8 Mei 2007, online di http://www.
    nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-idsl1-id,8920-langlid-c,warta-t,PBNU++ldeologi+
    Transnasional+Harus+Di+lndonesia+kan+Dulu-.phpx (diunduh 3 Agustus 2013)

7 Masdar Hilmy, Akar-Akar Transnasionalisme Islam Hizbut Tahrir Indonesia, Online di ejoumal.sunan-
    ampel.ac.id/index.php/lslamica/articleA/iew/434/335 (diunduh 3 Agustus 2013)
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18