Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17
31
pertahanan nirmiliter dan lapis pertahanan militer secara
terintegrasi dan saling memperkuat dalam wujud pertahanan
berlapis secara mendalam dimulai dari upaya pencegahan
berupa pengerahan pertahanan nirmiliter melalui upaya :
a) Lapis Dipiomasi. Dalam menghadapi ancaman
militer negara lain, bangsa Indonesia akan
mengembangkan strategi pertahanan defensif aktif
yang mengedepanan dipiomasi sebagai garis terluar
pertahanan negara. Perang harus dapat dicegah
dengan pendekatan politik penjinakan, yakni
mengintensifkan usaha-usaha diplomatic
b) Lapis Perlawanan Rakyat secara Spontan.
Seiain melaiui dipiomasi, usaha pertahanan nirmiliter
menghadapi serangan militer suatu negara adalah
dengan pendekatan perlawanan non-kekerasan yang
masih dapat dikembangkan dalam lingkup yang lebih
luas. Perlawanan rakyat yang tidak bersenjata untuk
menghadapi ancaman militer suatu negara tidak
dimaksudkan untuk menjadikan rakyat sipil sebagai
"tameng hidup" atau menjadikan selumh rakyat sebagai
kombatan. Wujud perlawanan rakyat tidak bersenjata
itu berupa reaksi spontan dan menyeluruh dari bangsa
Indonesia untuk menentang dan menolak aksi
serangan militer suatu negara. Akan tetapi, ketika yang
terancam adalah keiangsungan hidup bangsa, mati-
hidupnya NKRI, selumh bangsa Indonesia harus
memandang serangan militer negara lain sebagai
ancaman terhadap selumh bangsa Indonesia.
c) Lapis Pertahanan Militer . Lapis pertahanan
militer adalah perlawanan dengan kekuatan senjata
untuk menghadapi kekuatan militer negara lain yang
berintikan TNI sebagai kekuatan utama, yang didukung

