Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
menggunakan simbol-simbol agama seperti Nil, Jl, JAT, FPI, FPM, HTI,
MMI, Laskar Jihad dan gerakan Fundamental radikalis lainnya.
Dalam konteks ke Indonesiaan dakwah dan perkembangan Islam
mengalami kemunduran dan penuh dengan penodaan. Gejala kekerasan
melalui gerakan fundamentalisme agama yang radikal mulai bermunculan.
Terlebih setelah Kehadiran orang-orang Arab muda dari Hadramaut Yaman
ke Indonesia yang membawa ideologi baru ke tanah air telah mengubah
konstelasi umat Islam di Indonesia. Ideologi baru yang lebih keras dan tidak
mengenal toleransi itu banyak dipengaruhi oleh mazhab pemikiran
Muhammad bin Abdul Wahab atau Wahabi yang saat ini menjadi ideologi
resmi pemerintah Arab Saudi. Ideologi fundamental agama ini melahirkan
tokoh semisal Ustadz Abu Bakar Baasyir, Ja’far UmarTalib dan Habib Rizieq
Shihab yang dituduh sebagai penganut Islam garis keras.
Kemudian dalam catatan sejarah radikalisem Islam semakin
menggeliat pada pasca kemerdekaan hingga pasca reformasi, Sejak
Kartosuwirjo memimpin operasi 1950-an di bawah bendera Darul Islam (DI).
Setelah DI, muncul Komando Jihad (Komji) pada 1976 kemudian
meledakkan tempat ibadah. Pada 1977, Front Pembebasan Muslim
Indonesia melakukan hal sama. Dan tindakan teror oleh Pola Perjuangan
Revolusioner Islam, 1978.1 Tidak lama kemudian, setelah pasca reformasi
muncul lagi gerakan agama fundamental radikal yang dipimpin oleh Azhari
dan Nurdin M. Top dan gerakan-gerakan radikal lainnya yang bertebar di
beberapa wilayah Indonesia, seperti Poso, Ambon dll. Semangat yang
dimunculkan pun juga tidak luput dari persoalan politik. Persoalan politik
memang sering kali menimbulkan gejala-gejala tindakan yang radikal.
Realitas politik domestik maupun Internasional dirasa telah
menyudutkan Islam, di mana hal ini telah mendorong kalangan Islam
Fundamentalis untuk bereaksi keras dengan menampilkan diri sebagai
gerakan radikal dengan melakukan aksi teroris, yang diantaranya
menampilkan simbol-simbol agama. Kondisi ini telah menyebabkan sebagian
Muslim memberikan reaksi yang kurang proporsional. Mereka bersikukuh
1M. Zaki Mubarak, Geneologi Islam Radikal di Indonesia, Jakarta :LP3ES, 2008
4

