Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17

3

penggunaan strategi diplomasi, persuasi, peningkatan kapasitas, dan proyeksi
kekuasaan dan membangun pengaruh (influence building) melalui cara bertindak
yang hemat biaya namun memiliki legitimasi politik dan sosial, dasarnya adalah
memanipulasi penggunaan kekuatan militer dan ekonomi dalam segala bentuk
diplomasi. Dengan smart power persuasi, promosi dan diplomasi akan menjadi
garda terdepan setiap kebijakan dalam dan luar negeri.2

          Pada konteks ini ada hubungan langsung antara soft power dan hard
power. Kurang tepat jika mendikotomikan keduanya, tetapi di Indonesia kedua isu
itu dalam prakteknya dibuat dalam dikotomi. Hard power adalah istilah yang
sering digunakan untuk menggambarkan kekuasaan politik {power politics
application) melalui penggunaan kekuatan militer dan atau kekuatan ekonomi
dengan mengutamakan paksaan untuk mempengaruhi perilaku dan atau
kepentingan entitas politik pihak lain. Aplikasi hard power merupakan spektrum
dan menggambarkan kemampuan sebuah negara bangsa untuk memaksa atau
membujuk negara lain untuk melakukan tindakan sesuai dengan kehendaknya.
Dapat dilakukan melalui kekuatan militer mencakup tindakan koersif diplomasi,
dapat pula menggunakan kekuatan ekonomi berupa bantuan yang mengikat dan
sanksi ekonomi dengan tujuan pemaksaan, pencegahan, dan perlindungan.
Sedangkan soft power adalah penggunaan hard power melalui cara-cara
persuasi dan nonkoersif, namun hard power tetap adalah instrumen utamanya.

         Jika mencermati praktek di negeri asal penggagasnya, isu soft power
senantiasa dipadukan dengan hard power. Contoh yang jelas adalah saat kasus
bencana Tsunami Aceh 25 Desember 2004, Amerika Serikat merespon bencana
itu dengan memamerkan soft power-nya melalui instrumen hard power. (Baca
definisi smart power dalam versi aslinya menurut Nye : "the ability to combine
hard and soft power into a winning strategy’).3 Soft power yang dipamerkan oleh
Amerika Serikat adalah "ketulusan, kebaikan, dan rasa kemanusiaan" ketika
Amerika Serikat merespon bencana maha dahsyat itu. Instrumen untuk
memamerkan soft power-nya adalah hard power, yaitu Angkatan Laut lewat

2 Crocker, "Constructive engagement". Foreign Affairs journal 1980.
3 Joseph Nye, Carpenter, Ted Galen “Smart Pow er : Toward a Prudent Foreign Policy for
America” 2008 Cato Institute. ISBN 9781933995168.
   12   13   14   15   16   17   18   19   20