Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

66

 terjadi di masa lalu, seperti pemboman gedung-gedung milik Bank Central Asia,
 kompleks Borobudur dan bahkan pembajakan pesawat Woyla menjadi contoh
 konkrit. Solusi yang dilakukan juga biasanya secara fisik, seperti penyerbuan
 kepada kantong-kantong gerakan yang dicurigai terlibat jaringan teroris
 sebagaimana yang terjadi di Talangsari Lampung.

        Perlahan tapi pasti, ancaman terhadap Ketahanan Nasional mulai
 bermetamorfosa. Contoh paling kentara adalah krisis ekonomi yang dimulai
 pada 1997 dan mencapai puncaknya pada 1998. Krisis ekonomi ini
 menghadirkan efek berantai yang luar biasa dahsyat, jauh lebih dahsyat
 daripada sekadar pemboman satu atau dua objek fisik yang vital sekali pun.
 Hancurnya struktur ekonomi terbukti membawa kerusakan yang massif di
semua elemen kehidupan bernegara. Kerusuhan rasial merebak, konflik etnik
menjalar hingga berdarah-darah dan separatisme juga makin menguat dengan
strategi yang lebih baru dan rapi.

       Krisis ekonomi yang menjalar ke mana-mana itu juga membuka kran
kebebasan menyatakan pendapat dan merayakan aspirasi, sehingga politik
identitas yang menonjolkan segementasi rasial, agama dan ideologi juga kian
menonjol. Dipadu-padankan dengan krisis ekonomi yang menghancurkan sendi
perekonomian itu, muncullah generasi teroris baru yang bukan hanya jauh lebih
rapi jaringannya, tapi juga terkoneksi dengan jaringan internasional secara lebih
intensif, berkat adanya pembaharuan dan perkembangan dalam Teknologi
Informasi dan Komunikasi.

       Aksi terorisme juga akhirnya terus berkembang dan mempercanggih
dirinya sendiri. Upaya penggalangan dana tidak harus melakukan aksi-aksi
perampokan fisik, melainkan bisa dilakukan dengan melakukan kejahatan
financial melalui internet. Sosialisasi ideologi teroris juga tak harus dilakukan
melalui pertemuan-pertemuan besar, tapi bisa dilakukan melalui halaman
internet.

       Pendeknya, teroris selalu meningkatkan kecanggihan dan kemampuan
mereka di hampir semua aspek operasi dan dukungan mereka. Selalu berupaya
menggunakan teknologi modern untuk pengelolaan informasi, komunikasi dan
intelijen hal ini terbukti telah meningkatkan efisiensi kegiatan mereka. Apalagi
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17