Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
67
jenis senjata yang modern serta teknologi lebih mudah didapatkan dan tersedia
tersedia dimana saja, begitu juga kemampuan daya beli organisasi teroris selalu
meningkat. Ketersediaan teknologi dan personil yang terlatih untuk
mengoperasikannya serta dengan dana yang cukup akan memungkinkan teroris
mampu mengatasi bahkan melebihi kecanggihan dari counter terrorism yang
dilancarkan oleh pemerintah.
Demikian juga, dengan meningkatnya saluran arus informasi yang
semakin cepat, dan persaingan media massa, teroris saat ini berupaya
meningkatan jumlah kekerasan baru untuk menarik perhatian masyarakat
Kecenderungan persaingan media untuk bersaing dalam meningkatkan pemirsa
telah dimanfaatkan oleh teroris dalam membuat sensasi sensasi baru yang tidak
disadari oleh media tersebut, sebagai contoh media yg memberitakan secara
vulgar korban keganasan teroris akan membuat trauma yang sangat besar bagi
masyarakat, dan ketakutan inilah salah satu menjadi tujuan dari teroris.
Situasi inilah yang membutuhkan penyikapan baru dan terus menerus
dalam upaya penanggulangan terorisme di masa mendatang. Tidak mungkin
lagi menghadapi terorisme melulu dengan Alutsista (Alat Utama Sistem
Persenjataan) karena terorisme di masa mendatang tidak harus juga
menggunakan senjata api dan bom. Menyiapkan aparat pemerintah dan rakyat
yang sadar akan perkembangan IPTEK serta mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan IPTEK menjadi pilihan yang tak bisa dihindari.
Dari sudut itu, penting untuk merujuk kepada penilaian World Economy
Forum mengenai kesiapan teknologi dan pemanfaatan IPTEK yang
menekankan pemanfaatan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) yang saat ini terpusat pada pemanfaatan broadband secara khusus harus
dijadikan kebijakan strategi pembangunan nasional. Oleh sebab itu, secara
khusus guna penanggulangan terorisme dalam rangka Ketahanan Nasional
perlu dirumuskan konsepsi kebijakan, strategi dan upaya.

