Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
Pembangunan Ekonomi Indonesia) belum terwujud. Dalam Inpres
P3EI dicanangkan dalam rakernas pada tanggal 22 Fberuari 2011 di
Istana Bogor, menghasilkan sebagai berikut ;1) Sejumlah proyek dan
Investasi dari BUMN sebesar Rp. 835.600 Triliun dan menyerap 6.6
Juta Tenaga Kerja sepanjang periode 2011 - 2014 dan hanya
menggunakan 8% dari pemerintah APBN Indonesia sisanya 92%
dari Swasta 2). Untuk Mencapai seluruhnya Pemerintah akan
membuat kawasan Koridor Ekonomi (KE) yaitu KE Sumatra, KE
Jawa KE Kalimantan, KE Sulawesi, KE Maluku Utra, KE Bali, / Nusa
Tenggara serta Ke Papua/ Maluku 3). Di seluruh enam KE tersebut
akan dikembangkan 18 Aktivitas Ekonomi utama, dengan 8 Program
prioritas yang meliputi; Industri, Pertanian, Pertambangan, Energi,
Kelautan, Pariwisata, Telematika, dan pengembangan kawasan
startegis.
Kebutuhan anggaran dari pemerintah yang dapat bersumber
dari sebagian kontribusi BUMN baik dari dividen maupun hasil
privatisasi BUMN terhadap penerimaan negara masih belum optimal.
Indonesia masih perlu membangun daya saing baik lingkup nasional,
regional maupun global. Indonesia belum memiliki perusahaan
nasional yang diakui dunia seperti negara tetangga Malaysia,
Singapura dan Thailand yang sudah masuk dalam 500 perusahaan
yang berpengaruh di dunia. Di samping daya saing yang buruk,
akibat rendahnya kualitas SDM dan belum sepenuhnya pemanfaatan
Iptek. Kebijakan pengembangan teknologi yang lemah dan
kurangnya anggaran menjadikan Indonesia yang belum berinovasi
dan masuk ke kategori ekonomi dunia tahap pertama yakni fase Key
Factor/Driver Resources Economy menurut World Economic Forum
bukan sekedar pengguna Iptek, juga kurang efisien sumber daya
pimpinan BUMN. Kurang efisiennya pemanfaatan sumber daya
finansial seperti dividen yang harus disetorkan terlebih dahulu ke Kas
Negara melalui mekanisme APBN. Apabila digunakan untuk
53

