Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2
44
ASEAN tersebut menimbulkan dampak yang menguntungkan bagi jaringan
teroris di kawasan ASEAN untuk mengintensifkan hubungan lintas negara.
Demikian juga halnya dengan cara penanggulangan terorisme oleh
Australia yang belum sepenuhnya sejalan dengan cara dan kepentingan
nasional Indonesia. Dalam Buku Putih Pertahanan Australia tahun 2009,
negara tersebut masih sangat mengaitkan agama Islam dengan terorisme
global dengan menggunakan istilah “Islamist terrorism”.5354 Hal ini
mengakibatkan resistensi dari masyarakat internasional dan Indonesia
yang beragama Islam, karena terorisme yang menjadi fenomena global
saat ini, yang disebutkan dalam Buku Putih Pertahanan Australia tersebut,
sesungguhnya bukan cerminan dari hakekat dan nilai agama Islam.
Selain itu, Australia sendiri belum tentu setuju dengan cara
penanggulangan terorisme melalui peningkatan nasionalisme suatu
negara, termasuk nasionalisme di Indonesia, karena bisa saja Australia
secara subjektif beranggapan bahwa menguatnya nasionalisme di
Indonesia yang diarahkan untuk melawan terorisme menjadi nasionalisme
yang berlebihan serta dianggap menjadi ancaman terhadap keamanan
negara Australia. Hal ini dapat dilihat dari Buku Putih Pertahanan Australia
sendiri yang menyebutkan :
“.....An authoritarian o r overly nationalistic regime in Jakarta
would also create strategic risks fo r its neighbours.
Indonesia's democratic development therefore continues to
be very welcome.....n54
Oleh karena itu, cara penanggulangan terorisme di Indonesia dengan
mengedepankan peningkatan nasionalisme segenap komponen bangsa
merupakan hal yang tidak sejalan dengan kepentingan Australia.
53 Defending Australia in the Asia Pacific Century: Force 2030, Defence White Paper
2009. http://www.defence.qov.au/whitepaper/docs/defence white paper 2009.pdf.
54 Defending Australia in the Asia Pacific Century: Force 2030, Defence White Paper
2009, hal. 35.

