Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
47
saat ini terjadi penurunan penghayatan dan pengamalan Pancasila
dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia.
Sejalan dengan menurunnya penghayatan dan pengamalan
Pancasila di Indonesia, perkembangan global yang cepat
memberikan peluang terjadinya benturan ideologi di Indonesia.
Secara umum dapat dilihat ideologi yang menonjol saat ini di
Indonesia merupakan representasi “ Triangular Ideologf’ dunia, yang
ditunjukkan dengan kehadiran Neo Liberalisme yang dimotori oleh
Amerika Serikat, Sosial Demokrat atau “New L ett’ yang saat ini
berkembang pesat di Eropa dan gerakan Islam yang bersifat radikal
melakukan periawanan terhadap Neo Liberalisme dan New Left.
Benturan atau persaingan ketiga ideologi tersebut di Indonesia
mempengaruhi/ memperkecil peran falsafah bangsa Indonesia
sendiri yaitu Pancasila. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat
Indonesia tidak memiliki pegangan dalam menghadapi ancaman
yang akan muncul termasuk radikalisme jaringan teroris.
e. Aspek Politik.
Di tengah era kebebasan berpendapat dan otonomi daerah,
di Indonesia saat ini berkembangnya Perda Syari’ah yang tidak
mencerminkan falsafah hidup Pancasila. Meski Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah tidak memberi
wewenang bidang peradilan dan agama kepada daerah, tetapi
dalam praktiknya, Perda-Perda itu menyentuh persoalan agama dan
quasi-peradilan yang seharusnya batal demi hukum.60 Maraknya
Perda Syari’ah ini selain sebagai upaya politisasi agama juga
dipengaruhi oleh kegagalan negara mengintegrasikan program-
program politik, budaya, dan ekonomi, dengan sistem nilai-nilai dan
worldview yang hidup dalam masyarakat.61* Hal ini mengindikasikan
60 Arskal Salim, “Shari'a in Indonesia’s current transition: An Update”, dalam Arskal Salim
dan Azyumardi Azra (eds), Shari’a and Politics in Modem Indonesia, (Singapore:
ISEAS, 2003), Hal. 223.
61 Tim Peneliti Pusat Bahasa dan Budaya IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Koordinator
Chaider S. Bamualim, MA). Radikalisme Agama dan Perubahan Sosial di DKI Jakarta,
Jakarta, 1999/2000, hal. 4-5.

