Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

2) Kesenjangan kualitas pendidikan karena kurangnya pendampingan dan
                    pengawasan dari Pemerintah kepada sistem pendidikan di setiap daerah.

              3) Kesenjangan jumlah dan kualitas Perguruan Tinggi, baik kurikulum
                    maupun tenaga pendidik, yang tidak tersebar secara merata di seluruh
                   wilayah Indonesia menimbulkan kurangnya kemampuan untuk
                    menghasilkan lulusan dengan kuaiifikasi sesuai dengan peraturan yang
                    berlaku.

              4) Kurangnya jumlah inkubator teknologi dan inkubator bisnis yang dimiliki
                    Pemerintah dan Pemerintahan Daerah serta Perguruan Tinggi
                    menimbulkan akses para peneliti untuk menghasilkan sebuah inovasi
                   yang siap produksi oleh pihak industri menjadi terbatas

              Hubungan Pemerintah dan Pemerintahan Daerah berperan penting untuk
              menjaga keutuhan NKRI. Terlebih lagi pada hal ini berkaitan dengan sistem
              inovasi yang melibatkan berbagai pihak yang sarat kepentingan. Oleh karena
              itu, diperlukan perhatian serius dari Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
              untuk menjaga nilai-nilai etika dan nasionalisme dalam proses inovasi dan
              pendidikan bangsa Indonesia.

14. Permasalahan yang dihadapi.
        a. Keg iatan pendidikan nasional belum berorientasi pada inovasi
              Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan sebelumnya, kurikulum Pendidikan
              Menengah dan Tinggi pasa Sistem Pendidikan nasional belum mengarah
              kepada pengembangan diri siswa secara khusus, apalagi berorientasi kepada
              inovasi. Kemampuan meneliti setiap mahasiswa dan tenaga pendidik secara
              kolektif dapat dikatakan belum sejajar dengan negara lain, baik di tingkat
              regional dan internasional. Hasil penelitian yang menjadi sebuah produk dan
              dipatenkan, sebagai bukti suatu inovasi, jumlahnya pun tidak signifikan. Hal
              tersebut dapat disebabkan oleh pola penyusunan kurikulum, pengajaran, dan
              interaksi antara institusi pendidikan dan industri belum memberikan ruang
              yang memadai bagi pemikiran kritis dan ilmiah berorientasi pada kemajuan

                                                                                                                        30
   11   12   13   14   15   16   17