Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
49
Menurut Eep Saefullof Fatah di Indonesia pada umumnya
pemilih masih menggambarkan karakteristik hubungan elit dan
massa yang diwamai nuansa patrimonial. Konsekuensinya, massa
lebih bercitra sebagai supporters (pendukung) dibandingkan sebagai
voters (pemilih) yang mengetahui dan memahami hak dan kewajiban
politiknya.
1) Masyarakat menunjukkan dan melaksanakan
partisipasi politik otonom. Masyarakat memiliki dua ciri
atau bentuk dari partisipasi politik berdasarkan sifat yaitu yang
dimobilisasi dan otonom. Dimobilisasi adalah banyak diantara
orang-orang yang memberikan suara, berdemonstrasi atau
mengambil tindakan lain yang kelihatannya sebagai
partisipasi politik. Bertindak tidak dengan niat pribadi untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintahan bahkan
mereka menggunakan hak pilihnya, karena disuruh dan
dipaksa berbuat demikian padahal mereka tidak mengerti
makna tindakan mereka. Dengan demikian, diharapkan
masyarakat berpartisipasi politik secara otonom mengikuti
dengan seksama, menganalisa baik buruknya pilihan atau
kebijaksanaan yang diambil.37
2) Penyelenggara melaksanakan tugas, fungsi, dan
tanggung jawab sesuai Juklak dan Juknis. Partisipasi
politik tidak hanya dibina melalui partai politik, tetapi juga
melalui organisasi-organisasi yang mencakup golongan
pemuda, golongan buruh, serta organisasi-organisasi
kebudayaan dengan melalui pembinaan yang ketat potensi
masyarakat dapat dimanfaatkan secara terkendali. Dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat, KPUD sebagai
lembaga penyelenggara juga perlu menjabarkan mekanisme
Ibid., A. Rahman, hal 288