Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

92

komponen bangsa dan ke tengah masyarakat.
            Jika tidak cepat disikapi, maka proses globalisasi akan merubah

tatanan kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia terutama kalangan
generasi muda. Desakan konsumerisme (baudrillard) yang bagaikan tsunami
menjadi tantangan bahkan ancaman bagi bangsa dan negara Indonesia.
Sebahagian falsafah hidup masyrakat Indonesia saat ini tampak adanya
sikap konsumerisme, materialisme dan pragmatisme terutama generasi
muda yang lebih lebih banyak mencari jalan pintas, cepat saji, juga lebih
bangga dan mencintai produk asing dibandingkan produk Indonesia.
Kehadiran ala Marks & Spencer; Nike dan Adidas, restauran Starbuck,
Kentuky Fried Chicken, dan Me Donald menjadi lebih diminati dibandingkan
dengan makanan-makanan lokal yang ada di pasar tradisional. Sikap
prakmatisme, materialisme dan konsumerisme inilah sebagai awal yang
dapat menghilangkan nalisiome. Untuk mengantisipasi hal itu, maka
pembentukan lembaga khusus yang fokus mensosialisasikan nilai-nilai
Pancasila ke seluruh komponen bangsa menjadi alternatif yang tepat.

            Selain diperlukan adanya lembaga khusus yang mensosialisasikan
nilai-nilai Pancasila ke tengah masyarakat, maka juga diperlukan adanya
sikap keteladanan. Prilaku, tutur kata, sikap dan perbuatan pemimpin
menjadi pedoman dan contoh bagi rakyat. Pemimpin nasional baik formal
maupun informal menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan pengamalan
nilai-nilai Pancasila. Pemimpinanlah yang menjadi model dalam pengamalan
nilai-nilai Pancasila sehingga mempermudah implementasinya ke tengah
masyarakat, karena masyarakat Indonesia masih membutuhkan figur
keteladanan. Keteladanan pemimpin itu paling tidak melaksanakan IKNI
(Indek Kepemimpinan Nasioanal Indonesia) yang disusun Lemhannas
Republik Indonesia.

           Implementasi nilai-nilai Pancasila secara praksis harus menyentuh
kepada hal-hal yang substansi dalam kehidupan. Misalnya upaya yang tepat
dalam meningkatkan ketahanan pangan. Implementasi itu dapat diterapkan
dalam pengelolaan lahan sawah yang dilakoni oleh sebahagian penduduk
Indonesia. Pengelolaan lahan sawah tidak hanya dilihat untuk kepentingan
individu dan sesaat saja, melainkan untuk kepentingan bangsa dan negara
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15