Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
memperhatikan kualitas SDM-nya, dengan kata lain, bangsa Indonesia
diharapkan dapat mampu mewujudkan suatu kondisi kualitas SDM yang
optimal.
Pendekatan pemberdayaan SDM dalam pembangunan mengandung
arti bahwa manusia atau masyarakat ditempatkan pada posisi pelaku dan
penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunan.
Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral
yakni dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi
kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga
non materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka
panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta
dimensi sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi dan
dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan
berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain
dengan pendidikan untuk penyadaran dan kemampuan diri mereka. Dengan
demikian maka masyarakat harus mampu meningkatkan kemandirian
mengatasi masalah yang dihadapi. Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat
seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
(SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk
mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas. Dalam hal ini pemberdayaan
petani dan nelayan dalam sistem produksi pangan tidak lain adalah
memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu
menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya,
melalui cara antara lain dengan pendidikan untuk penyadaran dan
kemampuan diri mereka. Namun, landasan penyuluhan yang selama ini
diketahui hanya sekedar meningkatkan produksi perlu dikaji kembali.
Optimalsiasi SDM dibidang produksi pangan yang berhasil akan
menciptakan manusia-manusia Indonesia yang berkualitas tinggi (prima).
Kondisi tersebut paling tidak akan tampak pada sebagian besar masyarakat
58