Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
39
lemahnya kinerja aparat pemerintah dan kepemimpinan nasional. Kondisi
negara yang semakin buruk bila tidak mampu memperbaikinya, dapat disebut
“negara gagal” (Faild State)24.
Dengan memperhatikan perkembangan diatas maka menuntut peran
kepemimpinan nasional di era globalisasi ini harus mampu mengantisipasi
perkembangan lingkungan global dengan berbagai inovasi dan terobosan
secara internal dan eksternal, yang meliputi aspek ideologi, poltik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan, hal ini dikarenakan dampak isu global
akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional yang dapat melahirkan
tantangan terhadap kedaulatan NKRI.
b. Gelombang globalisasi melahirkan budaya global dimana unsur-unsur
budaya global dengan deras memasuki dan mempengaruhi sendi kehidupan
masyarakat Indonesia yang menjadi ancaman terhadap budaya lokal, terlebih
seiring dengan era reformasi yang kebablasan saat ini dimana masyarakat mulai
melepaskan diri dari ikatan budaya lokalnya, sehingga berakibat kepada
goyahnya sendi-sendi budaya nasional, pudarnya jati diri dan identitas bangsa
yang melunturkan rasa kebangsaan, serta hilangnya wawasan kebangsaan
yang melanda hampir semua lapisan masyarakat termasuk elit kepemimpinan
nasional. Fenomena tersebut memberikan isyarat bahwa bangsa Indonesia
harus memiliki prinsip moral dan etika yang kuat dengan tetap berpegang teguh
pada nilai-nilai luhur budaya, tetap mempertahankan jati diri sebagai bangsa
terhomat yang tidak mudah terpengaruh budaya-budaya asing yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, namun tetap dapat mengikuti
pergaulan internasional. Hal tersebut membutuhkan kepemimpinan nasional
yang paham akan sejarah perjuangan bangsa, memiliki kredibilitas yang tinggi
dan memahami benar tentang wawasan kebangsaan, yang mampu berfikir
global untuk dapat memprediksi fenomena yang akan terjadi, sehingga mampu
secara optimal memainkan peran kepemimpinan nasional dalam membuat
kebijakan-kebijakan secara konprehensif untuk kepentingan bangsa dalam
pergaulan negara-negara di kancah internasional.
24ibid, h. 18.