Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

31

b. Implikasi Ketahanan Pangan terhadap Kemandirian
Bangsa.

          Ketersediaan pangan merupakan prasyarat penting bagi
berkelanjutan konsumsi, namun dinilai belum mencukupi (necessary
but not sufficient) dalam konteks ketahanan pangan, karena masih
banyak variabel yang berpengaruh untuk mencapai ketahanan
pangan tingkat daerah, pulau-pulau kecil terluar dan rumah tangga.
Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri (domestik). Bila
terjadi kelebihan (surplus), pangan tersebut dapat diperdagangkan
antar wilayah terutama bagi wilayah yang mengalami defisit pangan
dan ekspor. Sebaliknya bila terjadi defisit, sebagian pangan untuk
konsumsi dalam negeri dapat dipenuhi dari pasar luar negeri atau
impor.

         Ketahanan pangan bagi rumah tangga dipengaruhi oleh
banyak faktor dan bervariasi antar individu ataupun rumah tangga.
Pemilikan lahan (fisik) yang didukung iklim yang sesuai, disertai
sumber daya manusia (SDM) yang baik akan menjamin
ketersediaan pangan yang berkelanjutan. Perangkat lunak berupa
kebijaksanaan pertanian (pangan) amat menentukan pelaku
produksi atau pasar untuk menyediakan pangan yang cukup.
Sementara akses pangan hanya dapat terjadi apabila rumah tangga
yang ada memiliki pendapatan yang cukup atau memiliki daya beli
yang menjangkau. Namun apabila pendapatan rumah tangga tetap,
sementara tingkat harga pangan naik maka daya beli masyarakat /
rumah tangga menjadi berkurang dan pada gilirannya akses rumah
tangga terhadap pangan juga menurun. Namun demikian, kerangka
teoristis ini tidak menjelaskan sampai seberapa besar pengaruh
perubahan ini dapat menjelaskan ketahanan pangan rumah tangga.
Selain itu, banyak faktor yang juga berpengaruh pada ketersediaan
kalori RT dimana utamanya dipengaruhi oleh preferensi. Faktor-
faktor tersebut antara lain struktur demographik rumah tangga
   1   2   3   4   5   6   7   8