Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

20

general theory of polarized development’’. Disekitar pusat wilayah
terdapat daerah pinggiran, daerah-daerah pinggiran sering disebut
juga daerah pedalaman atau daerah-daerah disekitarnya.
Pengembangan dipandang sebagai proses inovasi yang diskontinyu
tetapi komulatif yang berasal pada sejumlah kecil pusat-pusat
perubahan, yang terletak pada titik-titik interaksi yang mempunyai
potensi interaksi tertinggi. Pembangunan inovatif cenderung
menyebar ke bawah dan keluar dari pusat-pusat tersebut ke daerah-
daerah yang mempunyai potensi interaksi yang lebih rendah.

          Pusat-pusat besar pada umumnya berbentuk kota-kota besar,
metropolis atau megalopolis, dikategorisasikan sebagai daerah-
daerah inti, dan daerah-daerah yang relatif statis sisanya merupakan
sub sistem-sub sistem yang kemajuan pembangunannya ditentukan
oleh lembaga-lembaga daerah inti dalam arti bahwa daerah-daerah
pinggiran berada dalam suatu hubungan ketergantungan yang
substansial. Daerah inti dan wilayah pinggiran bersama-sama
membentuk sistem spasial yang lengkap.

          Proses daerah-daerah inti mengkonsolidasikan dominasinya
terhadap daerah-daerah pinggiran dilaksanakan melalui pengaruh-
pengaruh umpan balik pertumbuhan daerah inti, yang terdiri dari
pengaruh dominasi (melemahnya perekonomian di daerah-daerah
pinggiran sebagai akibat dari mengalirnya sumber daya-sumber
daya alam, manusia dan modal ke wilayah inti), pengaruh informasi
(peningkatan dalam interaksi potensial untuk menunjang
pembangunan inovatif), pengaruh psikologis (penciptaan kondisi
yang menggairahkan untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan inovatif
secara lebih nyata), pengaruh mata rantai (kecenderungan inovasi-
inovasi untuk menghasilkan inovasi lainnya), dan pengaruh produksi
(penciptaan struktur balas jasa yang menarik untuk kegiatan-
kegiatan inovatif).

          Pada umumnya daerah-daerah inti melaksanakan fungsi
pelayanan terhadap daerah-daearah disekitarnya. Beberapa daerah
   1   2   3   4   5   6   7   8   9