Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2
18
dan pemerintahannyapun mampu memelihara hutang luar nege
rinya pada tingkatan yang terkendali (a managable level), dan
menghindarkan ketidakseimbangan yang ekstrim antar sektor
(extreem sector imbalances) yang dapat mengakibatkan kehan
curan produksi sektor primer, sekunder, dan tersier.7
2) ekologis/lingkungan, apabila basis atau ketersediaan ca
dangan sumber daya alamnya dapat dipelihara secara stabil.
Begitupun di kawasan itu tidak terjadi eksploitasi berlebih terha
dap sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resour
ces). Tidak terjadi pembuangan limbah melampaui kapasitas asi
milasi lingkungan yang dapat mengakibatkan kondisi tercemar,
serta pemanfaatan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui
(non renewable resources) yang diiringi dengan upaya pengem
bangan bahan substitusinya secara memadai. Dalam konteks ini
termasuk pula pemeliharaan keanekaragaman hayati laut (mari
ne biodiversity).
3) sosial, jika kebutuhan dasar berupa bahan pangan, san
dang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan seluruh warganya
terpenuhi. Indikasi lain adalah terjadinya distribusi pendapatan
dan kesempatan berusaha secara adil. Adanya kesetaraan
gender (gender equity), serta terdapat akuntabilitas dan partisi
pasi politik seluruh warga masyarakat.
Politik pembangunan bidang pemberantasan illegal fishing yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kontribusi ekonomi nasional dari
sektor perikanan, melindungi keberlanjutan matapencaharian nelayan
lokal, juga untuk menjaga kelestarian SKA perikanan dan lingkungan
nya, selaras dengan ketiga pilar pembangunan berkelanjutan terse
but. Oleh karenanya, konsepsi optimalisasi penyelenggaraan SIS-
MENNAS menjadikan ketiga pilar tersebut sebagai wawasan stratejik.
Ibid8