Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI

36

kemajuan perekonomian Asia, khususnya China dan India. Di kawasan
Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi, akan berkisar 5,7 - 5,8 persen,
dengan motor penggerak Indonesia, Vietnam dan Singapura. Hal ini
karena aktivitas ekonomi dikebanyakan negara berkembang telah
menunjukan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara perlahan.
Sebaliknya, banyak negara-negara maju masih belum sepenuhnya berhasil
mengatasi kondisi krisis akibat tekanan baru yang ditimbulkan dari langkah-
langkah pemulihan dan restrukturisasi sebelumnya, sebagaimana yang
dialami negara-negara Eropa menyusul krisis di Yunani, Irlandia dan
Portugal.

Dengan diberlakukannya perdagangan bebas dunia secara bertahap
dibeberapa kawasan dunia, maka telah akan terbuka peluang yang besar
bagi produk suatu negara untuk diperdagangkan ke negara lain tanpa
adanya hambatan terutama berkaitan dengan pajak, dimana hal ini
meyebabkan masyarakat di kawasan tersebut akan lebih mudah
mendapatkan produk yang dibutuhkan dengan harga yang relatif murah.
Kondisi ini akan membuka peluang bagi negara-negara yang mampu
menghasilkan produk secara efesien untuk merebut pangsa pasar dinegara
lain, sehingga akan dapat mengembangkan perekonomian nasionalnya.

Sedangkan bagi negara-negara yang tidak mampu menghasilkan
produk secara efesien akan kebanjiran produk dari luar negeri, yang akan
menyebabkan ketergantungan negara tersebut terhadap produk dari luar
negeri dan melemahkan perekonomian nasionalnya. Fenomena ini perlu
diwaspadai oleh Indonesia agar mampu bersaing dalam menguasai pasar
dalam negeri dan merebut peluang pasar di luar negeri agar perekonomian
nasional dapat terus berkembang. Kondisi ini akan memicu tingkat
eksploitasi dan eksplorasi sumber kekayaan alam nasional secara besar-
besaran untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi global dan bila tidak
diwaspadai dapat mengabaikan faktor-faktor lain di luar ekonomi, termasuk
mengabaikan tata ruang wilayah pertahanan hanya untuk meningkatkan
ekonomi nasional.