Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13

39

a. Rumusan Musrenbangnas kurang akurat dan akuntable.
     Kurangnya koordinasi di tingkat infrastruktur dan lemahnya
     kinerja personil pengelola SDA di daerah menyebabkan usulan
     yang dikemas dalam musrembangda dan musrembagnas
     menjadi kurang akurat dan akuntable karena, kurang lengkap
     dan kurang di dukung oleh data teknis seperti perencanaan
     teknis, data amdal, pengadaan tanah dll. sehingga sulit untuk
     dipertanggung jawabkan dan dilaksanakan. Padahal rumusan
     musrembang ini menjadi RKP sebagai input (TKM dan TPN )
     untuk dimasukan ke dalam proses TPKB dan menghasilkan
     kebijakan umum sebagai output agar dilaksanakan.

b. Kurangnya koordinasi dan integritas antara lem baga
     suprastruktur dalam proses TPKB.
     Kurangnya koordinasi dan integritas antar lembaga pada tingkat
     suprastruktur dapat mengakibatkan menurunkan fungsi dan
     manfaat serta progres pengelolaan SDA. Masih banyak
     ditemukan kegiatan-klegiatan yang tidak didukung oleh sektor
     lainnya (berjalan sendiri-sendiri, terjadi tumpang tindih program)
     menyebabkan kegiatan tersebut tidak optimal manfaatnya dan
     banyak kendala di lapangan. Contoh kecil penanganan banjir
     disetiap provinsi tanpa adanya koordinasi antara Kementerian
     Pekerjaan Umum, Kehutanan, Pertanian dan PEMDA setempat
     sulit mencapai suatu sasaran yang diharapkan. Masalahnya alih
     fungsi lahan di DAS bagian hulu masih terns berjalan yang
     pengelolaannya dibawah Kementarian Kehutanan dan
     Kementerian Pertanian, kemudian intervensi pemukiman di
     sempadan sungai, tidak dilakukan penertiban oleh Pemda
     mengakibatkan penanganan banjir sulit untuk dikendalikan, pada
     akhimya kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan sulit
     mencapai sasaran dan pembangunan nasional tidak akan
     menghasilkan sasaran yang diharapkan.
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18