Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
60
daya air membutuhkan cara yang baru, karena berkaitan dengan
hubungan manusia dengan alamnya. Mengutip seorang ahli
manajemen peter f drucker “The greatest danger in time of
turbulance is not turbuiance, but it is to act with yesterday
logic” bahwa bahaya terbesar ketika kita dilanda suatu masalah
bukan permasalahan itu sendiri, tetapi dikarenakan bertindak
dengan cara-cara yang sudah ada yang belum tentu itu benar.
• Rumusan hasil musrenbangnas harus dilakukan pengawalan dan
pengawasan dalam prosesnya, baik pada tahap RKP maupun
tahap TPKB, untuk menghindari terjadinya perubahan yang dapat
mengalihkan sasaran semula, tidak sesuai dengan harapan TPN
dan TKM.
b. Optimalnya koordinasi dan integritas antar lembaga
suprastruktur pada proses TPKB.
• Optimalnya koordinasi dan integritas antar lembaga
suprastruktur dalam hal ini, angggota legislatif/ komisi-DPR dan
Pemerintah / kementerian terkait dalam bidang air seperti
petanian, kehutanan, lingkungan, bappenas, Ditjen anggaran,
dalam negeri, membahas bersama dalam satu atap mengenai
pengelolaan sumber daya air, diharapkan akan menghasilkan
proses TPKB sesuai harapan dan menghilangkan ego sektor
serta program pengelolaan SDA terhindar dari program tumpang
tindih tetapi saling mendukung. ,
• Pembahasan RKP di Komisi DPR sebatas program tidak
kegiatan, artinya tugas pokok dan fungsi DPR terlasana sebagai
fungsi penganggaran, dan fungsi pengawasan dan tidak ada
intervensi diluar dari tugas pokok.
• Dengan optimalisasi koordinasi dan integritas pada suprastruktur,
diharapkan Program pengelolaan SDA dapat menimimalkan
konflik kebutuhan air secara sektoral dan pengelolaan SDA
diperuntukan mendukung peningkatan produksi pangan.