Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
         seluaih masyarakat Indonesia Dalam kaitan dengan peningkatan
         wawasan kebangsaan generasi muda yang menoerminkan
         aktualisasi dan konsepsi Tannas telah dmnci dalam seluaih aspek
         kehidupan nasional dalam delapan gatra yang terdiri dan tiga gatra
         alamiah (kebutuhan manusia sebagai makhluk mdrvidu) dan 5 gatra
         dmamis (kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial).

              Ketahanan Nasional sebagai landasan konsepsional dalam
         menghasilkan SDM generasi muda bangsa yaitu manusia Indonesia
         yang seutuhnya, sehat fisik dan mental memiliki kedudukan yang
         sangat penting Hal ini mengingat sebagai sebuah kondisi,
         Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang
         meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang tenntegrasi berisi
         keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
         mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan
         mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan,
         baik yang datang dan luar maupun dari dalam, untuk menjamin
         identitas, integntas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta
         perjuangan mencapai tujuan nasionalnya Termasuk di sini
         adalah kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
         pembangunan sektor pembinaan karakter generasi muda

8. Peraturan Perundang-perundangan
    a. Undang-undang Rl Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
         Pondidikan Nasional Indonesia.
              Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003
         tentang Sistem Pendtdikan Nasional mengamanatkan bahwa
         pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
         membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
         rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
         perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
         benman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

                                                       16
   9   10   11   12   13   14   15   16   17